Serangan Israel telah membunuh lebih dari 26.900 warga Palestina, sebagian besar warga sipil. Setidaknya sembilan seruan gencatan senjata dilakukan di Michigan, di mana warga Amerika keturunan Arab memperoleh 5 persen suara dan margin kemenangan Biden atas Trump pada tahun 2020 kurang dari 3 persen. Jajak pendapat yang dilakukan pada bulan Oktober menunjukkan dukungan terhadap Biden di kalangan Arab Amerika anjlok menjadi 17 persen dari 59 persen pada 2020.
Dukungan AS terhadap Israel selama perang telah memecah-belah warga Amerika secara tajam hingga memicu protes di kota-kota AS yang mendukung Israel dan Gaza. Namun, jajak pendapat Reuters tahun lalu menemukan dukungan bipartisan terhadap gencatan senjata.
Beberapa penolak gencatan senjata di kota tersebut mengatakan hal tersebut terlalu dini, dengan alasan kebrutalan serangan Hamas.
“Kita tidak bisa melakukan gencatan senjata (dengan) organisasi teroris yang berkomitmen melakukan hal ini lagi,” kata Kepala Dewan Hubungan Masyarakat Yahudi di San Francisco Tyler Gregory yang mengecam seruan tersebut karena hanya sepihak.
Dia menyebut Hamas sebagai teroris. Hamas mengatakan serangan darat, udara dan laut terjadi sebagai respons terhadap blokade Israel selama 16 tahun di Gaza dan agresi berkelanjutan Israel terhadap warga Palestina di wilayah pendudukan.
Pengawas Dewan San Francisco Hillary Ronen mengatakan ratusan warga Yahudi dan Muslim mendesaknya untuk memberikan suara mendukung resolusi yang disahkan di kota tersebut, salah satu resolusi terbesar yang disetujui. “Bagi orang-orang seperti saya, orang-orang Yahudi yang memiliki anggota keluarga di Israel, sangat penting bagi kita untuk mengambil sikap menentang perang ini,” kata Ronen.