Selasa 30 Jan 2024 15:30 WIB

Qatar Tegaskan tak Terlibat Perseteruan Houthi dan AS

Qatar secara aktif terlibat dalam pembicaraan dan upaya mediasi.

Pejuang Houthi menggelar unjuk rasa untuk mendukung warga Palestina di Jalur Gaza dan menentang serangan udara pimpinan AS di Yaman, di Sanaa, Yaman, Senin, (29/1/2024).
Foto: AP Photo/Osamah Abdulrahman
Pejuang Houthi menggelar unjuk rasa untuk mendukung warga Palestina di Jalur Gaza dan menentang serangan udara pimpinan AS di Yaman, di Sanaa, Yaman, Senin, (29/1/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Perdana Menteri Qatar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al Thani pada Senin (29/1/2024), menegaskan negaranya saat ini tidak sedang terlibat dengan Houthi Yaman atas ketegangan mereka dengan Amerika Serikat. “Qatar tidak melakukan mediasi terhadap Houthi, namun Qatar menekan Iran untuk mengurangi ketegangan situasi keamanan regional,” kata Sheikh Mohammed di Dewan Atlantik di Washington, menurut saluran Al Jazeera yang berbasis di Doha.

Houthi mengatakan pihaknya menargetkan kapal-kapal yang terlibat dengan Israel di Laut Merah sebagai dukungan terhadap rakyat Palestina di Gaza, memicu AS dan Inggris meluncurkan serangan udara balasan terhadap target-target Houthi di Yaman. Mengenai kantor perwakilan kelompok Palestina Hamas di Doha, perdana menteri itu mengatakan bahwa kantor tersebut digunakan untuk saluran komunikasi.

Baca Juga

Sementara tentang masa depan negara Palestina, Sheikh Mohammed mengatakan “Posisi kami adalah memastikan nasib rakyat Palestina harus tetap berada di tangan rakyat Palestina.” "Mereka (rakyat Palestina-red) yang seharusnya memutuskan masa depan mereka," tambahnya.

Qatar secara aktif terlibat dalam pembicaraan dan upaya mediasi antara Israel dengan Hamas demi kesepakatan gencatan senjata di Gaza. Israel melancarkan serangan mematikan di Jalur Gaza menyusul serangan lintas batas oleh Hamas pada 7 Oktober, menewaskan sedikitnya 26.637 warga Palestina dan melukai 65.387 orang, sementara hampir 1.200 warga Israel diyakini tewas dalam serangan Hamas.

Serangan Israel tersebut membuat 85 persen penduduk Gaza menjadi pengungsi di tengah kekurangan makanan, air bersih dan obat-obatan, sementara 60 persen infrastruktur di wilayah kantong tersebut telah rusak atau hancur.

 

sumber : antara, anadolu
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement