Senin 29 Jan 2024 11:17 WIB

Tiga Tentara AS Tewas Dalam Serangan ke Barak Militer di Yordania

Berlanjutnya agresi Amerika-Zionis di Gaza dapat meledakan situasi di kawasan.

Presiden AS Joe Biden
Foto: AP Photo/Artie Walker Jr.
Presiden AS Joe Biden

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Tiga tentara Amerika Serikat (AS) tewas dan puluhan lainnya terluka dalam serangan drone ke pangkalan AS di timur laut Yordania dekat perbatasan Suriah. Presiden AS Joe Biden menyalahkan kelompok yang didukung Iran atas serangan paling mematikan terhadap militer AS di Timur Tengah, sejak perang Israel di Gaza pada Oktober lalu.

"Kami masih mengumpulkan fakta serangan ini, kami tahu dilakukan kelompok milisi radikal yang didukung Iran yang beroperasi di Suriah dan Irak," kata Biden dalam pernyataannya, Ahad (28/1/2024).

Baca Juga

"Tidak diragukan, kami akan meminta pertanggung jawaban di saat dan dengan cara yang akan kami pilih," tambahnya. Dalam kampanye di South Carolina, Biden mengajak pendukungnya mengheningkan cipta untuk tiga anggota militer yang gugur. "Kami harus meresponnya," kata Biden.

Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin menyampaikan ancaman serupa. Ia dan pejabat tinggi lainnya memberikan pengarahan pada Biden mengenai serangan itu.

Dalam pernyataannya, Pusat Komando AS (CENTCOM) mengatakan setidaknya 34 personel militer terluka, tapi jumlah tersebut dapat bertambah karena semakin banyak yang membutuhkan perawatan. Delapan personel dievakuasi dari Yordania untuk perawatan lebih lanjut, tapi mereka dalam kondisi stabil.

Dua pejabat AS mengatakan serangan drone itu menghantam barak pada dini hari. Sehingga mengakibatkan banyak korban luka.

Kelompok al-Moqawamat al-Islamiat fi al-Iraq atau Gerakan Perlawanan Islam di Irak (Islamic Resistance) mengklaim bertanggung jawab serangan pada tiga pangkalan, termasuk satu di perbatasan Yordania dan Suriah. Islamic Resistance merupakan organisasi payung yang didukung Iran di Irak.  

Serangan ini menjadi eskalasi terbesar di tengah ketegangan di Timur Tengah yang diawali serangan mendadak Hamas ke Israel. Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan serangan balasan Israel lewat darat, laut dan udara sudah menewaskan 26 ribu orang lebih.

Sejak itu pasukan-pasukan AS yang ditempatkan di Timur Tengah juga diserangan kelompok yang didukung Iran di Irak dan Suriah. Sebelum serangan terbaru sudah 150 kali pasukan AS diserang dan melukai 70 orang sebagian besar gegar otak.

Kelompok Houthi yang menguasai banyak wilayah di Yaman juga menembak kapal-kapal perang AS. Kelompok yang didukung Iran itu menggelar serangan ke kapal-kapal komersial yang berlayar melalui Laut Merah sebagai solidaritas pada rakyat Palestina yang dibombardir Israel di Gaza.

Meski AS mempertahankan sikap resminya untuk tidak berperang di Timur Tengah. Tapi, Washington membalas serangan-serangan ke kelompok-kelompok yang didukung Iran di Irak dan Suriah serta menggelar serangan udara untuk menurunkan kapabilitas militer Houthi.

Partai Republik menggunakan serangan terbaru ke pangkalan militer AS untuk menyerang Biden. Mereka mengatakan serangan ini membuktikan presiden dari Partai Demokrat itu gagal menghadapi Iran saat proksi-proksinya menggelar serangan ke pasukan AS di seluruh kawasan.

"Satu-satunya jawaban atas serangan ini adalah serangan militer menghancurkan terhadap pasukan teroris Iran, apa pun yang kurang dari itu mengkonfirmasi Biden adalah pengecut," kata Senator dari Partai Republik Tom Cotton dalam pernyataannya. Ketua Senat dari Partai Republik Mitch McConnell mengatakan kelambanan Biden menguatkan musuh-musuh AS di Timur Tengah.

"Waktu untuk menanggapi agresi ini dengan serius jauh sebelumnya warga Amerika yang berani kehilangan nyawanya," kata McConnell. Pejabat Hamas Sami Abu Zuhri mengaitkan serangan tersebut dengan serangan Israel ke Gaza. "Membunuh tiga tentara Amerika merupakan pesan pada pemerintah AS, bila pembunuhan terhadap warga tak bersalah di Gaza tidak kunjung berhenti, mereka harus menghadapi seluruh bangsa," katanya.

"Berlanjutnya agresi Amerika-Zionis di Gaza dapat meledakan situasi di kawasan," katanya. Militer AS mengatakan serangan ini terjadi di pangkalan di timur laut Yordania. Militer tidak menyebut nama pangkalannya tapi salah sumber menyebutnya Tower 22 di Yordania.

Aktivitas militer AS di Yordania dapat menjadi isu sensitif, terutama saat ketegangan di kawasan semakin memanas akibat konflik Israel di Gaza. Banyak yang khawatir konflik menyebar ke seluruh kawasan.

Pemerintah Yordania hanya mengatakan serangan ini terjadi di "pos terdepan" perbatasan Suriah. Pada akhir tahun lalu, Amman meminta AS mengerahkan sistem pertahanan udara Patriot untuk memperkuat pertahanan perbatasan.

Yordania meminta lebih banyak bantuan untuk menghadapi drone yang digunakan dalam perang narkoba bernilai miliaran dolar di sepanjang perbatasan Suriah. Amman menyalahkan milisi pro-Iran yang berkuasa di selatan Suriah. Yordania menampung ratusan pelatih militer AS dan menggelar latihan ekstensif dengan AS sepanjang tahun.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement