REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden AS Joe Biden akan bertemu Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida untuk membahas upaya memperkuat aliansi bilateral dan kerja sama mereka dalam menghadapi tantangan yang dihadapi kawasan Indo-Pasifik, kata Gedung Putih, Kamis (25/1/2024).
Kunjungan resmi Perdana Menteri Jepang ke Washington tersebut akan dilakukan pada 10 April 2024. Juru bicara Gedung Putih, Karine Jean-Pierre, mengatakan dalam pernyataan bahwa kunjungan Kishida ke Washington akan menekankan 'kekuatan abadi aliansi kemitraan kami, komitmen AS yang tak tergoyahkan terhadap Jepang dan meningkatnya peran kepemimpinan global Jepang.'
Kunjungan itu dilakukan ketika Kishida sedang berjuang dengan tingkat dukungan yang rendah. Terutama setelah skandal penggalangan dana politik yang melibatkan anggota parlemen dari partainya yang berkuasa muncul.
Biden juga bergulat dengan lemahnya dukungan publik dan semakin sibuk berkampanye untuk pemilihan presiden bulan November yang mungkin akan menjadi pertarungan ulang antara dia dan Donald Trump, yang jelas merupakan kandidat utama dalam perebutan nominasi Partai Republik.
Kishida, yang mengungkapkan undangan Biden pada bulan November, dan para pembantunya diyakini berusaha untuk meningkatkan popularitas Kishida melalui perjalanan mendatang ke Washington. "Jepang adalah salah satu sekutu terdekat kami di seluruh dunia, yang tentunya merupakan aliansi yang sangat penting di Indo-Pasifik," kata juru bicara dewan keamanan Gedung Putih, John Kirby, kepada wartawan.
"Saya pikir Anda akan melihat diskusi sehat tentang bagaimana kami memperdalam kerja sama bilateral kami dengan Jepang, dan meningkatkan kemampuan aliansi kami secara menyeluruh, tetapi juga bagaimana kami bekerja sama dalam menghadapi berbagai ancaman dan tantangan di Indo-Pasifik," kata Kirby.
"Itu juga termasuk meningkatkan kerja sama trilateral dengan Korea Selatan," tambahnya. Pemerintahan Biden menyadari bahwa memperdalam hubungan dengan Jepang dan Korsel merupakan hal yang penting untuk mendapatkan posisi yang lebih baik bagi AS dalam persaingan yang semakin ketat dengan China.
Mereka juga menyadari, memperkuat kerja sama dengan Jepang dan Korsel juga penting dalam menanggapi tantangan keamanan Indo-Pasifik. Termasuk tantangan yang muncul akibat perkembangan pesat kemampuan nuklir dan rudal Korea Utara.
Biden menjadi tuan rumah pertemuan puncak trilateral yang "bersejarah" dengan Kishida dan Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol pada Agustus tahun lalu di tempat peristirahatan kepresidenan AS, Camp David, di dekat Washington. Biden juga menyambut Presiden Korsel dalam kunjungan kenegaraan pada April 2023 untuk memperingati 70 tahun aliansi antar negara mereka.
Perjalanan Kishida ke Washington akan menjadi ketiga sejak Januari tahun lalu, yang menandai kunjungan pertamanya ke ibu kota AS tersebut setelah menjabat pada 2021. PM Jepang tersebut terakhir kali mengadakan pembicaraan langsung dengan Biden di San Francisco pada November.
Menurut Gedung Putih, istri Biden dan Kishida akan hadir selama kunjungan mendatang. Pemimpin Jepang terakhir yang mengunjungi AS sebagai tamu kenegaraan adalah mantan perdana menteri Shinzo Abe pada 2015, pada masa pemerintahan presiden Barack Obama.
Meski Kirby menggambarkan acara mendatang sebagai "kunjungan kenegaraan formal", seorang pejabat Jepang mengatakan itu akan menjadi "kunjungan resmi", ungkapan yang juga digunakan dalam pernyataan Gedung Putih, dan menambahkan bahwa Kishida akan diperlakukan sebagai tamu kenegaraan.
Dari segi protokol diplomatik, terdapat perbedaan antara kedua jenis kunjungan tersebut. Kunjungan kenegaraan melibatkan lebih banyak kemegahan dan arak-arakan di hampir semua negara.