Rabu 24 Jan 2024 15:24 WIB

MER-C Himpun Bantuan untuk Palestina Sebesar Rp 60 Miliar  

MER-C membagikan paket makanan berupa telur dan kentang sekitar 1.800 pengungsi.

Rep: Mabruroh/ Red: Gita Amanda
Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) Indonesia terus menyalurkan bantuan kemanusiaan untuk rakyat Palestina di Gaza. (ilustrasi)
Foto: Fuji E Permana / Republika
Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) Indonesia terus menyalurkan bantuan kemanusiaan untuk rakyat Palestina di Gaza. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) Indonesia terus menyalurkan bantuan kemanusiaan untuk rakyat Palestina di Gaza. Menurut Ketua Presidium MER-C, dr Sarbini Abdul Murad, MER-C telah mendistribuskan bantuan kemanusiaan sebesar Rp 15 miliar untuk korban Palestina, dan telah menghimpun dana hingga Rp 60 miliar untuk renovasi pasca perang. 

“Bantuan lebih kurang Rp 15 miliar yang telah tersalurkan, dan jumlah yang terhimpun sekitar Rp 60 miliar,” kata Sarbini kepada Republika, Rabu (24/1/2024).

Baca Juga

Menurut Sarbini, bantuan tersebut disalurkan dalam bentuk tenda, selimut, obat-obatan, makanan dan air bersih. Menurutnya, karena hal ini merupakan kebutuhan mendesak dan darurat yang harus segara diterima oleh para korban di Gaza, Palestina.

“Kita sekarang lebih fokus ke bantuan makanan karena darurat, nanti setelah perang usai, baru kita fokus untuk renovasi besar RSI (rumah sakit Indonesia) Gaza dan memperbaiki instrumen alat kesehatan yang rusak,” ujar Sarbini.

MER-C telah menyalurkan 2.000 liter air bersih setiap hari, untuk warga Palestina di dua sekolah yang menjadi tempat pengungsian di Gaza Selatan. Bukan hanya itu, para relawan juga menyiapkan makanan cepat saji, toilet darurat, dan pakaian hangat untuk anak-anak Gaza.

Menurut relawan MER-C di Gaza, Fikri Rofiul Haq, saat ini ada sekitar 1.800 warga yang mengungsi dan lebih dari 100 warga luka-luka yang ada di dua sekolah tersebut. Ia juga menegaskan, bahwa bantuan ini tidak diperjual belikan tapi dibagikan secara gratis, yang disediakan MER-C dari amanah masyarakat Indonesia melalui program MER-C yang ada di Jalur Gaza.

Lebih lanjut Fikri mengatakan, sampai saat ini air bersih menjadi salah satu krisis utama di Jalur Gaza. “Dari data yang saya dapatkan dari Otoritas Gaza, ada 400 warga yang terkena penyakit seperti kulit, diare, pernapasan dan penyakit lainya akibat kekurangan air bersih. Saat ini truk-truk yang masuk ke Gaza masih dibatasi. Kurang dari 100 truk setiap harinya yang bisa memasuki Jalur Gaza, tapi ini jauh dari cukup karena Jalur Gaza membutuhkan setidaknya 1.000 truk bantuan untuk menangani berbagai krisis, seperti krisis pangan, air bersih dan tempat tinggal,” tuturnya.

Zionis Israel telah memblokade Gaza selama 17 tahun sejak 2006. Semua yang masuk ke Gaza dikontrol dan diatur Zionis Israel, sehingga tidak mudah mengirim bantuan ke Jalur Gaza. Kondisi ini semakin memburuk sejak serangan Israel ke Jalur Gaza 7 Oktober lalu.

Bantuan makanan

Baru-baru ini, MER-C juga membagikan paket makanan berupa telur dan kentang untuk sekitar 1.800 pengungsi di Gaza Selatan. Bantuan makanan ini dibagikan oleh dua relawan MER-C, yang dalam proses pengolahan serta pembagiannya dibantu relawan lokal.

Saat ini serangan Israel ke Jalur Gaza masih terus berlanjut. Drone dan pesawat tempur Israel terus melintas di wilayah tempat mereka mengungsi, bahkan tak jarang Israel juga menyasar lokasi yang cukup dekat dengan pengungsian. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement