Rabu 24 Jan 2024 06:15 WIB

FKUB Dilibatkan untuk Perkuat Moderasi Beragama

FKUB berperan strategis menyebarkan pesan moderasi beragama.

Ilustrasi FKUB.
Foto: Dok. Web
Ilustrasi FKUB.

REPUBLIKA.CO.ID, PALU -- Kepolisian Daerah Provinsi Sulawesi Tengah menggandeng Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB)  setempat untuk membina umat beragama di Kabupaten Poso.

"Polda menggandeng FKUB Sulteng karena berkewajiban untuk membina masyarakat di Kabupaten Poso," kata Ketua FKUB Provinsi Sulteng Profesor Kiai Haji Zainal Abidin, di Palu, Selasa (24/1/2024).

Baca Juga

Satgas II Preemtif Ops Madago Raya 2024 Tahap I Polda Sulteng melibatkan Ketua FKUB Sulteng Profesor Kiai Haji Zainal Abidin dalam kegiatan peningkatan kemampuan pendeta di Kabupaten Poso.

Dalam kegiatan itu, Profesor Kiai Haji Zainal Abidin diminta oleh Satgas II Preemtif Ops Madago Raya 2024 Tahap I Polda Sulteng, agar menyampaikan materi tentang "moderasi beragama sebagai perekat dan pemersatu bangsa".

"Moderasi beragama adalah cara beragama yang moderat, tidak ekstrem. Cara beragama yang damai, toleran dan menghargai perbedaan," ujar Zainal.

Ia menjelaskan realitas keberagaman dalam kehidupan masyarakat merupakan keniscayaan sosial. Keberagaman ini berimplikasi pada lahirnya perbedaan.

Semakin heterogen sebuah masyarakat, kata dia, semakin banyak perbedaan yang muncul. Bahkan dalam komunitas agama yang sama, masih terdapat perbedaan mazhab, dalam mazhab yang sama masih terdapat perbedaan pemikiran dan seterusnya.

Oleh karena itu, sebut dia, kerukunan tidak diwujudkan dengan menghilangkan perbedaan karena hal itu adalah kemustahilan. Sebaliknya, kerukunan dapat diwujudkan dengan pengakuan dan penghargaan terhadap perbedaan.

"Di sinilah moderasi beragama berperan. Di mana, hanya dengan pemikiran dan perilaku yang moderat yang bisa menerima, mengakui dan memberikan penghargaan perbedaan yang ada," ungkapnya.

Zainal Abidin mengatakan bahwa untuk membangun kerukunan dengan pendekatan moderasi beragama, dibutuhkan kesadaran global, saling percaya dan memahami.

Menurut dia, salah satu faktor yang kerap kali menjadi akar terjadinya konflik antarumat beragama adalah tidak adanya saling percaya satu sama lain.

"Bila satu kelompok tidak mempercayai kelompok lain, maka segala perilakunya akan mudah dicurigai dan dalam kondisi seperti ini sangat mudah diprovokasi oleh pihak ketiga," kata dia.

Oleh karena itu, dia mengatakan bahwa memupuk rasa saling percaya satu sama lain merupakan salah satu kunci untuk membangun hubungan yang sehat antar penganut lintas agama.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement