Ahad 21 Jan 2024 21:21 WIB

Arab Saudi Desak Gencatan Senjata di Gaza

Persoalan Palestina akan terus menjadi agenda utama pertemuan-pertemuan penting.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Muhammad Hafil
Tentara Israel mengambil posisi di dekat perbatasan Jalur Gaza di Israel selatan, Senin, (11/12/2023).
Foto: AP Photo/Ohad Zwigenberg
Tentara Israel mengambil posisi di dekat perbatasan Jalur Gaza di Israel selatan, Senin, (11/12/2023).

REPUBLIKA.CO.ID,KAMPALA -- Wakil Menteri Luar Negeri Eng. Waleed Al-Khereiji menekankan sikap tegas Arab Saudi terhadap agresi Israel di Jalur Gaza. Dia menekankan perlunya gencatan senjata segera, pengiriman bantuan, dan pencegahan pengungsian paksa masyarakat Gaza.

Pernyataan tersebut disampaikan Wakil Menteri dalam pidato yang disampaikan atas nama Penjaga Dua Masjid Suci Raja Salman, pada Konferensi Tingkat Tinggi Kepala Negara dan Pemerintahan Gerakan Non-Blok ke-19 di Kampala, Uganda, dilansir Saudi Gazette, Ahad (21/7/2024).

Baca Juga

Al-Khareiji dalam kesempatan itu juga menyampaikan salam Raja Salman dan Putra Mahkota Mohammed bin Salman kepada para kepala negara dan pemerintahan peserta KTT tersebut.

Al-Khereiji menekankan, persoalan Palestina akan terus menjadi agenda utama pertemuan-pertemuan penting sampai negara Palestina merdeka didirikan berdasarkan perbatasan tahun 1967, dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya, sesuai dengan resolusi internasional yang relevan dan Inisiatif Perdamaian Arab.

Di sisi lain, Menteri Keamanan Nasional Israel Itamar Ben-Gvir kembali melontarkan pernyataan provokatif. Dia kembali menyuarakan gagasannya tentang pengusiran warga Palestina dari Jalur Gaza dan mendorong Israel menduduki kembali wilayah tersebut.  

"Gaza harus diduduki. Tetap berada di dalamnya dan dorong migrasi sukarela warganya. Jika kita memenangkan perang, hal itu akan terlaksana," kata Ben-Gvir dalam sebuah wawancara dengan Channel 13 Israel, Rabu (18/1/2024), dikutip Anadolu Agency.

Ben-Gvir bahkan menginginkan adanya tambahan pasukan di Gaza. "Kritik saya terhadap jalannya perang jelas: kemajuan harus dilakukan untuk menghasilkan resolusi. Tentara melakukan tugasnya dengan sangat baik, tetapi di kabinet mini (kabinet Israel), Anda harus memberi mereka (tentara) dukungan untuk menyelesaikan masalah ini," ucapnya.

Dalam laporan terbaru, Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan total korban jiwa dalam serangan Israel ke Gaza sejak 7 Oktober lalu menjadi 24.100 orang. Sementara 60.834 korban luka.

Dia menambahkan, sebanyak 132 jenazah yang wafat dalam pengeboman Israel dalam 24 jam terakhir pada 15 Januari lalu, sudah dibawa ke rumah sakit di permukiman rakyat Palestina tersebut. Kelompok Pertahanan Sipil Gaza mengatakan 33 orang wafat dalam serangan udara di Kota Gaza. Rumah sakit juga menerima 252 korban luka.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement