REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Para ulama Islam telah memberikan teladan mengenai bagaimana mereka menimba ilmu. Dalam hal mencari ilmu, Islam justru menomorsatukan perihal adab barulah ilmu.
Dalam buku Adab Murid Terhadap Guru karya Syafri Muhammad Noor dijelaskan, banyak ulama-ulama besar Islam yang menghabiskan waktu untuk menimba ilmu namun terlebih dahulu menempa adab.
Imam Ibnu Mubarok bahkan mengaku mempelajari adab selama 30 tahun dan mempelajari ilmu selama 20 tahun. Dengan adanya pernyataan serta nasihat dari para ulama, sudah seharusnya bagi umat Islam untuk senantiasa menyadari pentingnya menerapkan adab dan akhlak dalam thalabul ilmi (mencari ilmu).
Meski secara zhahir, mencari ilmu di era sekarang lebih dimudahkan, namun tetap saja umat Islam perlu memperhatikan aspek akhlak dan adab. Tidak sedikit orang yang mempunyai banyak ilmu namun tidak mempunyai adab sama sekali.
Bahkan lebih banyak lagi, terdapat mereka yang masih dalam proses menimba ilmu di tahapan dasar namun sangat kurang ajar terhadap gurunya. Fenomena ini menunjukkan bahwa orang tersebut masih miskin adab.
Padahal, para ulama sudah menjelaskan kedudukan adab itu berada di atasnya ilmu. Hal itu sebagaimana bisa kita lihat dari nasihat Imam Malik, beliau berkata, “Ta’lam al-adab qabla an tata’allamal ilma." Yang artinya, “Pelajarilah adab sebelum mempelajari suatu ilmu."
Sebagaimana diketahui, sebuah video viral di media sosial yang menunjukkan anggota DPD Bali, Arya Wedakarna, menegur guru di SMKN 5 Denpasar di depan siswa-siswanya.
Dalam video tersebut, Arya Wedakarna tampak mengkritik keras guru tersebut karena memberikan hukuman yang dianggap berlebihan kepada siswa yang terlambat masuk kelas. Hukuman tersebut yaitu menulis selama 1,5 jam.
Sikap Arya Wedakarna ini dinilai Perhimpunan Pendidikan dan Guru (P2G) sebagai tindakan yang menunjukkan bullying atau perundungan secara verbal dan sosial.