Ahad 14 Jan 2024 23:27 WIB

Israel Panik, Bayar Google demi Manipulasi Hasil Pencarian Sidang Genosida

Israel menuduh Afrika Selatan mendistorsi kebenaran.

Rep: Mabruroh/ Red: Ani Nursalikah
 Menteri Kehakiman Afrika Selatan Ronald Lamola hadir saat akan digelar sidang kasus genosida terhadap Israel yang diajukan oleh Afrika Selatan  di Mahkamah Internasional (ICJ),di The Hauge, Belanda, (11/1/2024).
Foto: ANP
Menteri Kehakiman Afrika Selatan Ronald Lamola hadir saat akan digelar sidang kasus genosida terhadap Israel yang diajukan oleh Afrika Selatan di Mahkamah Internasional (ICJ),di The Hauge, Belanda, (11/1/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Pemerintah Israel yang saat ini dalam mode panik, membayar mesin pencari Google yang berbasis di AS untuk memanipulasi hasil pencarian. Dengan membayar Google, artinya Google akan lebih memprioritaskan situs web mereka untuk menyebarkan propaganda, dibandingkan persidangan dugaan genosida yang dilakukan Israel dalam sidang Mahkamah Internasional (ICJ).

Sebuah iklan yang mengatakan klaim Afrika Selatan adalah "tidak berarti" muncul di bagian atas halaman ketika pencarian menggunakan kata kunci "kasus icj israel" dibuat pada 13 Januari di Google dari browser tanpa pemblokir iklan.

Baca Juga

Ketika pencarian yang sama menggunakan kata kunci yang sama dibuat di browser yang berbeda, iklan lain yang mengatakan "Kasus SA terhadap israel - Stand with Us" muncul di bagian atas halaman, dengan URL yang mengarahkan pembaca ke situs web pemerintah Israel.

Dilansir dari Daily Sabah, Ahad (14/1/2023), sebuah gulir singkat menunjukkan hasil video dari YouTube, mengatakan "Israel menuduh Afrika Selatan mendistorsi kebenaran di ICJ" dan "Jerman mempertimbangkan kasus 'genosida' Afrika Selatan terhadap Israel di ICJ."

Pencarian yang sama yang dilakukan pada browser dengan ad-blocker tidak menampilkan iklan Israel tetapi menempatkan video yang disebutkan di atas di bagian atas hasil pencarian.

, meskipun banyak bukti yang menunjukkan kekejaman Israel terhadap warga sipil dan infrastruktur sipil di daerah kantong yang diblokade.

Sejumlah negara dukung Afrika Selatan...

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement