REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Anwar Abbas mengingatkan kepada pengusaha Indonesia tidak bermain dalam rencana berlabuhnya kapal dagang Israel ke empat pelabuhan di Indonesia. Kapal-kapal ZIM dari Israel dilaporkan akan berlabuh di empat pelabuhan di Indonesia dalam waktu dekat.
Hal ini menjadi sorotan banyak pihak mengingat Indonesia sangat vokal menolak terhadap apa pun yang berkaitan dengan Israel.
Anwar mempertanyakan sikap pembelaan pengusaha tertentu jika memang ada yang bermain dalam rencana kedatangan kapal-kapal tersebut. Isu ini menurut Anwar harus menjadi perhatian serius karena Israel selama ini dianggap sebagai penjahat kemanusiaan atas apa yang dilakukan terhadap Palestina.
Menurut Anwar, para pengusaha Indonesia juga harus berani bersikap tidak membeli barang-barang dari Israel. Sebab, hasil dari penjualan tersebut, Anwar mengklaim sebagian akan dipergunakan untuk membiayai pasukan Israel menyerang Palestina.
"Saya melihat hanya orang yang tidak punya hati nurani yang bisa menerima kedatangan kapal dagang Israel tersebut. Dan kalau yang mengimpor itu adalah pengusaha di negeri ini, berarti itu adalah pengusaha yang otak dan hatinya hanya dipenuhi oleh pikiran dan keinginan bagaimana caranya supaya dia bisa mendapatkan duit dan duit," ujar Anwar dalam keterangan persnya yang diterima Republika.co.id, Rabu (3/1/2024).
Pengusaha harus juga memiliki rasa kemanusiaan dan keadilan sebagaimana amanat konstitusi. Ia menyebut para pengusaha yang tidak memiliki perikemanusiaan dan keadilan adalah economic animal sebagaimana istilah di dalam ilmu ekonomi. Hal tersebut sangat bertentangan dengan UUD 45 dan Pancasila.
Namun, Anwar bersyukur Kementerian Perhubungan dengan tegas melarang masuknya kapal tersebut ke perairan Indonesia. Sikap pemerintah tersebut patut mendapatkan apresiasi dan dukungan dari masyarakat.
"Ini tentu jelas menjadi sesuatu yang menggembirakan karena kita yakin bangsa ini masih bisa eksis sampai hari ini karena para pemimpin dan rakyatnya masih konsisten dengan yang diamanatkan oleh konstitusi," kata Anwar.
Perang antara zionis Israel dengan pasuman Hamas masih berlangsung sejak 7 Oktober 2023. Perang yang tak kunjung berhenti menyebankan korban tewas dan luka-luka dari warga sipil Palestina. Israel melakukan serangan tanpa pandang bulu.