Ahad 31 Dec 2023 16:29 WIB

Hikmah Adanya Kemudahan dan Kesulitan Bagi Manusia

Kemudahan dan kesulitan berasal dari Allah.

Rep: Fuji Eka Permana/ Red: Erdy Nasrul
Tahajud Anak: Sejumlah pelajar SMP melakukan sholat tahajud di Masjid Al-Hidayah Rawa Mangun, Jakarta Timur
Foto:

Semua itu supaya manusia selalu berdiri di atas landasan "La haula wa la quwwata illa billahil 'aliyyil azhimi". Artinya, tiada daya untuk melakukan sesuatu dan tiada kekuatan untuk melakukan sesuatu, kecuali dengan pertolongan Allah Yang Maha Tinggi lagi Maha Agung.

Allah SWT berfirman:

 

لِّكَيْلَا تَأْسَوْا۟ عَلَىٰ مَا فَاتَكُمْ وَلَا تَفْرَحُوا۟ بِمَآ ءَاتَىٰكُمْ ۗ وَٱللَّهُ لَا يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَخُورٍ

"(Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri" (QS Al Hadid ayat 23). 

Dalam penjelasan Tafsir Kementerian Agama, pada ayat ini Allah SWT menyatakan bahwa semua peristiwa itu ditetapkan sebelum terjadinya agar manusia bersabar menerima cobaan dari Allah SWT. Cobaan dari Allah SWT itu adakalanya berupa kesengsaraan dan malapetaka, adakalanya berupa kesenangan dan kegembiraan.  

Karena itu janganlah terlalu bersedih hati menerima kesengsaraan dan malapetaka yang menimpa diri, sebaliknya jangan pula terlalu bersenang hati dan bergembira menerima sesuatu yang menyenangkan hati.  

Sikap yang paling baik adalah sabar dalam menerima bencana dan malapetaka yang menimpa serta bersyukur kepada Allah SWT setiap menerima nikmat yang dianugerahkan-Nya. 

Ayat ini bukan untuk melarang kaum Muslimin bergembira dan bersedih hati, tetapi maksudnya adalah melarang kaum Muslimin bergembira dan bersedih hati dengan berlebih-lebihan.  

‘Ikrimah berkata, “Tidak ada seorang pun melainkan ia dalam keadaan sedih dan gembira, tetapi hendaklah ia menjadikan kegembiraan itu sebagai tanda bersyukur kepada Allah SWT dan kesedihan itu sebagai tanda bersabar.” 

Pada akhir ayat ini ditegaskan, bahwa orang yang terlalu bergembira menerima sesuatu yang menyenangkan hatinya, dan terlalu bersedih hati menerima bencana yang menimpanya adalah orang yang pada dirinya terdapat tanda-tanda tabkhil dan angkuh, seakan-akan ia hanya memikirkan kepentingan dirinya saja. Allah SWT menyatakan bahwa Dia tidak menyukai orang-orang yang mempunyai sifat-sifat bakhil dan angkuh.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement