REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA – Janji Allah SWT terkait rezeki kepada makhluk-Nya adalah pasti. Allah SWT memiliki kuasa untuk meluaskan rezeki-Nya pada orang-orang tertentu, pun sebaliknya Dia bisa menyempitkan rezeki itu.
Allah SWT berfirman dalam Alquran Surat Al Isra ayat 30:
اِنَّ رَبَّكَ يَبْسُطُ الرِّزْقَ لِمَنْ يَّشَاۤءُ وَيَقْدِرُ ۗاِنَّهٗ كَانَ بِعِبَادِهٖ خَبِيْرًاۢ بَصِيْرًا "Inna rabbaka yabsuṭur-rizqa limay yasyā'u wa yaqdir(u), innahū kāna bi‘ibādihī khabīram baṣīrā(n)."
Yang artinya, "Sesungguhnya Tuhanmu melapangkan rezeki bagi siapa yang Dia kehendaki dan menyempitkan (-nya bagi siapa yang Dia kehendaki). Sesungguhnya Dia Mahateliti lagi Mahamelihat hamba-hamba-Nya."
Dalam tafsir Kementerian Agama dijelaskan, sebab utama sifat kikir manusia adalah karena takut terjerumus ke dalam kemiskinan. Ayat ini mengingatkan bahwa sesungguhnya Allah SWT melapangkan rezeki bagi siapa yang Dia kehendaki untuk dilapangkan rezekinya, dan menyempitkannya kepada siapa yang Dia kehendaki untuk disempitkan rezekinya.
Sebab Dia Mahamengetahui segala sesuatu, Mahamelihat akan hamba-hambanya. Allah SWT memberikan kepada hamba-Nya segala sesuatu yang menjadi kebutuhan dan kemaslahatannya apabila dia menjalani sebab-sebab untuk mendapatkannya.
Allah SWT juga menegaskan bahwa Dialah yang melapangkan rezeki kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan Dia pula yang membatasi-nya.
Semuanya berjalan menurut ketentuan yang telah ditetapkan Allah SWT terhadap para hamba-Nya dalam usaha mencari harta dan cara mengembangkannya.
Hal ini berhubungan erat dengan alat dan pengetahuan tentang pengolahan harta itu. Yang demikian adalah ketentuan Allah SWT yang bersifat umum dan berlaku bagi seluruh hamba-Nya.
Namun demikian, hanya Allah SWT yang menentukan menurut kehendak-Nya.
Di akhir ayat ini, Allah SWT menegaskan bahwa Dia Mahamengetahui para hamba-Nya, siapa di antara mereka yang memanfaatkan kekayaan demi kemaslahatan dan siapa pula yang menggunakannya untuk kemudaratan.
Dia juga mengetahui siapa di antara hamba-hamba-Nya yang dalam kemiskinan tetap bersabar dan tawakal kepada Allah, dan siapa yang karena kemiskinan, menjadi orang-orang yang berputus asa, dan jauh dari rahmat Allah SWT.
Baca juga: Alquran Abadikan Tingkah Laku Yahudi yang Bodoh tapi Berlagak Pintar
Allah Mahamelihat bagaimana mereka mengurus dan mengatur harta benda, apakah mereka itu membelanjakan harta pemberian Allah SWT itu dengan boros ataukah bakhil.
Oleh sebab itu, kaum Muslimin hendaknya tetap berpegang kepada ketentuan-ketentuan Allah, dengan menaati segala perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Dalam membelanjakan harta hendaklah berlaku wajar. Hal itu termasuk sunnah Allah SWT.