Ahad 24 Dec 2023 12:07 WIB

Jelang Natal, Umat Muslim dan Kristen di Gaza Sama-Sama tak Punya Tempat Aman

Perayaan Natal di Palestina dibatalkan.

Rep: Muhyiddin/ Red: Ani Nursalikah
Orang-orang berdiri di dekat reruntuhan Gereja Ortodoks Yunani Saint Porphyrius setelah serangan udara semalam di Gaza, (20/10/ 2023).
Foto: EPA-EFE/MOHAMMED SABER
Orang-orang berdiri di dekat reruntuhan Gereja Ortodoks Yunani Saint Porphyrius setelah serangan udara semalam di Gaza, (20/10/ 2023).

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Kesedihan dan keputusasaan melanda Jalur Gaza ketika Israel terus melancarkan serangan yang tak henti-hentinya. Di musim Liburan Natal 2023, seorang warga Kristen Palestina Ibrahim Al-Amash (40 tahun) turut menggambarkan situasi suram tersebut.

“Tidak ada semangat liburan di sini di Gaza," kata Amash dilansir dari Anadolu Agency, Ahad (24/12/2023).

Baca Juga

Selama serangan Israel yang sedang berlangsung di Jalur Gaza, sejumlah besar umat Kristen di Jalur Gaza juga terbunuh dan terluka akibat serangan udara dan penembakan langsung tentara Israel.

Setelah Hamas melancarkan serangan pada 7 Oktober 2023, Israel tak henti-hentinya menggempur Jalur Gaza. Sebanyak lebih dari 20 ribu warga Palestina gugur, sebagian besar perempuan dan anak-anak dan melukai 53.320 orang.

Serangan gencar Israel telah menyebabkan kehancuran di Gaza dengan setengah dari persediaan perumahan di wilayah pesisir. Hampir dua juta orang mengungsi di daerah kantong padat penduduk tersebut di tengah kekurangan makanan dan air bersih.

“Pada awal perang, kami berlindung di Gereja St. Porphyrius di Kota Gaza, namun gereja tersebut menjadi sasaran pesawat tempur Israel yang mengakibatkan banyak orang terbunuh dan terluka. Tidak ada tempat yang aman bagi umat Kristen atau Muslim di Gaza,” kata Amash.

Dia pun merasakan ketakutan...

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement