Rabu 06 Dec 2023 20:04 WIB

Unicef: Tidak Hanya Cedera, Anak Gaza Kehilangan Segalanya

Anak Gaza hidup tanpa makanan atau air selama berhari-hari.

Rep: Mabruroh/ Red: Ani Nursalikah
Seorang anak laki-laki yang terluka diangkut setelah serangan Israel di Deir Al-Balah, Jalur Gaza selatan, Palestina, Kamis (9/11/2023).
Foto: AP Photo/Hatem Moussa
Seorang anak laki-laki yang terluka diangkut setelah serangan Israel di Deir Al-Balah, Jalur Gaza selatan, Palestina, Kamis (9/11/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Juru bicara Unicef James Elder mengatakan anak-anak di Jalur Gaza yang terkepung tiba di rumah sakit dengan patah tulang dan pecahan peluru menembus tubuh mereka. Tidak hanya itu, mereka juga hidup tanpa makanan atau air selama berhari-hari.

“Saya pergi ke rumah sakit di sini dan ketika mortir atau bom menghantam bangunan tempat tinggal, anak-anak di gedung itu, mereka tidak menderita satu cedera, itu sungguh patah tulang, itu pecahan peluru, itu cedera mata, itu luka bakar yang mengerikan. Saya rasa saya belum pernah melihat skala serangan terhadap anak-anak ini sebelumnya,” tambahnya.

Baca Juga

"Mereka benar-benar kehilangan segalanya,” kata Elder, dilansir dari Middle East Monitor, Rabu (6/12/2023).

Dia memperingatkan rumah sakit di Gaza telah menjadi zona perang dan medan perang. Ia menekankan ini adalah kondisi yang sangat sulit untuk menyediakan bantuan di dalam Gaza, dan situasinya sekarang suram dan mematikan.

Elder menekankan intensitas pengeboman menghambat penyediaan bantuan kemanusiaan di dalam Gaza, dan ada kekurangan air bersih dan makanan. Elder menambahkan bahwa jika kehancuran di Gaza berlanjut, polarisasi di seluruh dunia akan meningkat.

Sejak 7 Oktober, Israel, didukung oleh Amerika Serikat dan Eropa, telah mengobarkan perang yang menghancurkan di Jalur Gaza, menyebabkan kehancuran besar-besaran dan puluhan ribu korban sipil, kebanyakan dari mereka anak-anak, selain bencana kemanusiaan yang belum pernah terjadi sebelumnya, menurut sumber resmi Palestina dan PBB.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement