REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Setelah selama puluhan tahun dilanda konflik dengan Israel, belasan ribu nyawa warga sipil tidak berdosa sudah terenggut, rumah-rumah tempat berlindung sudah dihancurkan, serta berbagai fasilitas publik sudah diruntuhkan oleh roket-roket Israel.
Keadaan ini tentunya sangat mempengaruhi keadaan perekonomian masyarakat Palestina untuk bertahan hidup ditengah perang, dimana saat ini 80% dari populasi Gaza bergantung dari bantuan internasional.
"Melihat apa yang terjadi di Gaza saat ini, membuat kami dari Filantropi Muda Indonesia bergerak untuk merangkul berbagai lembaga,yayasan,komunitas atau berbagai element usaha juga masyarakat umum yang punya pandangan sama untuk membantu warga Palestina. Alhamdulilah antusiasnya sangat besar sehingga kami harus membatasi bantuan yang masuk ke posko bantuan, dan bantuan yang kami terima pun tidak hanya dalam bentuk dana saja, tapi juga dalam bentuk barang yang bisa mensupport kehidupan mereka (warga Palestina) disana." Ujar Ahmad Zaki Ali selaku Ketua Tim Perumus FMI lewat keterangan tertulis kepada Republika, Senin (20/11/2023).
Bekerja sama dengan TNI AL Indonesia, penyaluran bantuan kemanusiaan untuk Palestina ini akan menempuh jalur laut dengan menggunakan armada kapal kemanusiaan atau kapal Rumah Sakit KRI dr. Radjiman 992 yang rencananya akan diberangkatkan pada Desember 2023.
"Antusias masyarakat sangat besar dalam memberikan bantuan untuk warga Palestina, setiap hari masyarakat itu datang membawa bantuan yang tidak sedikit, seperti hari ini dari teman-teman NGO datang bawa bantuan sampai 4 truk besar. Untuk itu melalui perintah pak KSAL, Angkatan Laut akan mewadahi bantuan yang datang dengan memberikan fasilitas berupa gudang-gudang tambahan bekerja sama dengan Pt. Pelindo untuk menyimpan bantuan sebelum dikirim. Kami ucapkan banyak terimakasih dan kami sangat berusaha untuk menjaga dan menyampaikan amanah dari masyarakat Indonesia ini " ujar Letkol Laut (P) Edy Irawan selaku Panitia Posko Bantuan Kemanusiaan Korban Perang Palestina saat ditemui di Markas Kolinamil, Jakarta Utara.
Respon positif yang diberikan oleh masyarakat Indonesia sejak dibuka penggalangan bantuan di tanggal 11 November lalu melalui berbagai yayasan, komunitas juga pengusaha Indonesia yang dihimpun oleh FMI, membuat proses pengiriman bantuan berlangsung sampai 3 hari dengan total bantuan yang disampaikan mencapai 4,7 miliar (4.755.605.000) dalam bentuk 4528 box living support berupa pakaian, jaket musim dingin, selimut, makanan, keperluan medis, keperluan bayi dan anak dan alat penyaring air bersih.
"Kami ucapkan terimakasih kepada semua donatur yang telah membantu Palestina dengan segala daya upayanya, dan juga terimakasi karena sudah melihat situasi ini dari isu kemanusiaan yang menjadi alasan utama untuk membantu bukan hanya melihat dr sisi agama saja. Harapan kami, donasi yang sudah dititipkan melalui FMI ini bisa tiba dan diterima oleh masyarakat Palestina, Mohon doa nya " Tambah Zaki.