Sabtu 11 Nov 2023 08:30 WIB

Kehabisan Bahan Bakar, RS Indonesia di Gaza yang Rawat 1000 Pasien Hadapi Pemadaman Total

RS Indonesia di Gaza berupaya terus melayani pasien korban kebiadaban Israel.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Erdy Nasrul
Kondisi Rumah Sakit Indonesia di Gaza, Rabu (1/11/2023).
Foto: AFP/Bashar Taleb
Kondisi Rumah Sakit Indonesia di Gaza, Rabu (1/11/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA – Rumah Sakit (RS) Indonesia yang berada di Bait Lahiya, Jalur Gaza, dilaporkan telah mengalami pemadaman listrik total di semua fasilitasnya. Hal itu karena tak ada lagi stok bahan bakar yang dapat digunakan untuk kebutuhan operasional RS.

“RS Indonesia di Gaza malam ini mengumumkan pemadaman listrik total di semua fasilitas RS setelah kehabisan bahan bakar. Pihak administrasi rumah sakit telah memperingatkan beberapa hari yang lalu tentang pemadaman total di semua bangsal rumah sakit dan peralatan medis, karena tidak ada cadangan bahan bakar yang tersisa,” kata kantor berita Palestina, WAFA, dalam laporannya, Jumat (10/11/2023).

Baca Juga

Republika telah menghubungi Ketua Presidium Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) Sarbini Abdul Murad untuk mengonfirmasi kabar tersebut, tapi belum diperoleh balasan. MER-C adalah organisasi sosial kemanusiaan yang menginisiasi pembangunan RS Indonesia di Jalur Gaza.

Pada Kamis (9/11/2023) malam lalu, Israel melancarkan serangkaian serangan udara ke daerah sekitar RS Indonesia. Sarbini mengonfirmasi kabar tersebut. Dia mengatakan, serangan itu diluncurkan tanpa ada peringatan apa pun dari Israel. “Serangan semalam sangat dekat dengan RS Indonesia, tapi bukan serangan langsung ke bangunan utamanya. Plafon (RS) pada runtuh,” ungkap Sarbini kepada Republika ketika dikonfirmasi pada Jumat.  

Menurut WAFA, serangan ke RS Indonesia membunuh sejumlah warga sipil dan menyebabkan banyak korban luka. Sarbini turut mengonfirmasi laporan itu, tapi belum bisa memberikan angka persisnya. “Yang pasti banyak korban. Masyarakat (Gaza) sudah tumplak di RS Indonesia. Diperkirakan 15 ribu warga tumplak di RS Indonesia dan di lingkungan luar RS Indonesia,” ucapnya.

Serangan ke daerah sekitar RS Indonesia pada Kamis malam diluncurkan Israel tanpa memberi peringatan apa pun. “Tida ada peringatan. Serangan udara ini untuk meneror warga agar mengosongkan Gaza Utara, di mana masyarakat tak mau keluar dari Gaza Utara dan mereka berlindung di RS Indonesia,” ujar Sarbini. 

Menurut Sarbini, saat ini terdapat lebih dari 1.000 pasien yang sedang dirawat atau ditangani di RS Indonesia. “Di RS Indonesia bukan saja pasien, tapi warga juga berlindung,” katanya.

Serangan Israel ke sekitar RS Indonesia sudah beberapa kali terjadi. Pada 5 November 2023 lalu, Juru Bicara Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Daniel Hagari menuduh Hamas menggunakan beberapa RS di Gaza, termasuk RS Indonesia, untuk menyembunyikan markas operasinya di bawah tanah. MER-C segera membantah klaim IDF.

 

 

 

“Kita membantah tuduhan itu. Kita membangun RS Indonesia dalam konteks yang benar-benar profesional, sesuai kebutuhan masyarakat Gaza, ketika itu dan saat ini. Apa yang dituduhkan Israel bisa jadi merupakan pra-kondisi Israel untuk melakukan serangan ke RS Indonesia yang ada di Gaza,” ujar Sarbini Abdul Murad dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (6/11/2023) lalu. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement