Selasa 07 Nov 2023 21:08 WIB

Yahudi Strauss: Israel Berusaha Membunuh Sebanyak Mungkin Orang Palestina

Demonstran memenuhi Pennsylvania Avenue sambil membentangkan bendera Palestina.

Rep: Amri Amrullah/ Red: Didi Purwadi
Warga Palestina mencari korban selamat pasca serangan udara Israel di kamp pengungsi Nusseirat, Jalur Gaza, Selasa (31/10/ 2023).
Foto: AP/Doaa AlBaz
Warga Palestina mencari korban selamat pasca serangan udara Israel di kamp pengungsi Nusseirat, Jalur Gaza, Selasa (31/10/ 2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gelombang demonstrasi mewarnai ibukota Amerika Serikat, Washington D.C., sepanjang Sabtu hingga Ahad (4-5/11/2023). Penunjuk rasa menentang aksi brutal zionis Israel membombardir Gaza, Palestina, selama sebulan terakhir ini.

Steve Strauss, seorang warga Baltimore berusia 73 tahun, mengatakan bahwa ia adalah salah satu dari sekian banyak warga Yahudi yang memprotes perlakuan Israel terhadap warga Palestina. "Mereka berusaha membunuh sebanyak mungkin orang Palestina yang bisa mereka lakukan," kata Strauss, seperti dikutip dari AP, kemarin.

‘’Saya di sini untuk berdiri dan menjadi suara bagi orang-orang yang tertindas,’’ ujar Strauss yang ikut dalam aksi demonstrasi membela Palestina.

Demonstran memenuhi Pennsylvania Avenue --jalan menuju Gedung Putih-- sambil membentangkan bendera Palestina berukuran raksasa. Sebagian besar pengunjuk rasa mengenakan keffiyeh berwarna hitam-putih sambil beryel-yel: "Palestina akan bebas". 

Pengunjuk rasa pun membawa spanduk-spanduk yang menyuarakan pesan bahwa mereka menentang pemerintahan Presiden Joe Biden yang mendukung Israel membumihanguskan Gaza. Demonstran pro-Palestina tersebut juga menentang kampanye militer AS yang terus berlanjut di Gaza. 

Pengunjuk rasa memegang spanduk dengan pesan-pesan seperti "Biden mengkhianati kita". Lewat spanduk bertuliskan ‘’Pada bulan November kita ingat’’, mereka pun mengancam tidak akan lagi memilih Biden pada pemilihan presiden 2024. 

Unjuk rasa mencerminkan kegelisahan yang semakin meningkat tentang meningkatnya jumlah korban sipil dan penderitaan akibat perang Israel-Hamas. Para demonstran, terutama di negara-negara dengan populasi Muslim yang besar, termasuk Amerika Serikat, Inggris dan Prancis, menyatakan kekecewaan terhadap pemerintah mereka yang mendukung Israel. 

Sementara aksi pemboman Israel terhadap rumah sakit dan daerah pemukiman di jalur Gaza semakin intensif. Jumlah korban meninggal Palestina telah lebih dari 10.000 jiwa, menurut Kementerian Kesehatan yang dikelola Hamas di Gaza.

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement