Rabu 25 Oct 2023 16:10 WIB

Al Azhar: Dukung Rakyat Palestina adalah Kewajiban

Al Azhar mengeluarkan pernyataan resmi tentang Palestina.

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Muhammad Hafil
Aktris Syifa Hadju. Syifa hingga influencer Tasya Farasya menyuarakan dukungannya terhadap Palestina.
Foto: Dok. Instagram/@syifahadju
Aktris Syifa Hadju. Syifa hingga influencer Tasya Farasya menyuarakan dukungannya terhadap Palestina.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Al-Azhar Al-Sharif, lembaga tertinggi otoritas Islam Sunni, telah mengeluarkan pernyataan sehubungan agresi Israel di Gaza. Mereka mendesak masyarakat Arab dan umat Islam untuk mengambil posisi bersatu, serta menyatakan bahwa mendukung warga sipil Palestina adalah kewajiban agama dan moral.

“Al-Azhar Ash-Sharif menegaskan kembali penghormatannya kepada orang-orang Palestina yang teguh, dan menghargai kegigihan mereka untuk tetap berpegang teguh pada tanah air tercinta mereka, yang dengan gigih mempertahankan tanah airnya, terlepas dari biaya dan pengorbanan yang harus dilakukan,” tulis Al-Azhar dalam sebuah pernyataan yang diterbitkan di halaman Facebook mereka, dikutip di About Islam, Rabu (25/10/2023).

Baca Juga

Pada kesempatan yang sama, Al-Azhar juga menyampaikan pesannya kepada rakyat Palestina yang mempertahankan tanah mereka. Masyarakat tanah Al-Quds disebut lebih baik meninggal dunia di tanah kelahirannya sebagai ksatria dan pahlawan, daripada membiarkannya tidak berdaya terhadap penjajah yang berupaya merebut kekuasaan.

"Anda harus tahu bahwa meninggalkan tanah Anda berarti kematian bagi tujuan Anda, yang merupakan tujuan kami juga, dan menghilangkannya secara permanen,” lanjut mereka.

Tidak hanya itu, lembaga keagamaan Sunni yang berusia berabad-abad itu lantas mengutuk kejahatan perang yang dilakukan oleh pendudukan Israel. Ada sejumlah aksi yang mereka lakukan, seperti penargetan warga sipil, termasuk perempuan dan anak-anak, serta pengeboman rumah sakit, pasar, ambulans, masjid dan sekolah.

Al-Azhar mengeluarkan peringatan, bahwa menargetkan warga sipil, termasuk perempuan yang tidak berdaya, anak-anak dan orang lanjut usia, lalu mengebom rumah sakit, pasar, ambulans, masjid, sekolah, serta tempat warga sipil berlindung merupakan kejahatan perang yang nyata.

“Kejahatan perang yang dilakukan entitas Zionis juga mencakup pengepungan Jalur Gaza yang menyesakkan dan tidak manusiawi, penggunaan senjata berat yang dilarang menurut hukum internasional dan etika umum. Semua ini merupakan genosida yang nyata dan serangkaian kejahatan perang secara keseluruhan," ucap Al-Azhar dalam pernyataannya.

Terakhir, mereka menyerukan kepada negara-negara Arab dan Islam untuk bersatu dan berdiri teguh, melawan apa yang disebutnya sebagai dukungan Barat yang tidak manusiawi terhadap Zionis. Hal ini melanggar hak-hak warga sipil Palestina dan menekankan bahwa penyelidikan internasional terhadap kejahatan perang Israel harus dilakukan.

Sejak Israel melancarkan perang di Jalur Gaza pada hari Sabtu, jumlah korban sipil dan pengungsi di wilayah pesisir tersebut telah meningkat secara dramatis.

Setidaknya 5.087 warga Palestina telah dilaporkan gugur dalam serangan Israel sejak 7 Oktober lalu, serta 15.273 orang lainnya mengalami luka-luka. Kementerian Kesehatan Gaza menyebut 2.055 korban di antaranya adalah anak-anak pada Senin (23/10/2023).

Tidak hanya itu, kementerian tersebut juga mengatakan 436 warga Palestina tewas dalam serangan Israel dalam 24 jam terakhir, termasuk 182 anak-anak. Sebagian besar korban jiwa ini berada di Jalur Gaza selatan.

Pejabat Hamas menyebut serangan Israel di Gaza pada Ahad (22/10/2023) malam dan Senin pagi telah menewaskan sedikitnya 70 orang. Sementara, militer Israel mengatakan pihaknya telah menyerang sekitar 320 sasaran di daerah kantong Palestina dalam 24 jam.

Sumber:

https://aboutislam.net/muslim-issues/world/supporting-innocent-palestinians-a-religious-duty-al-azhar/

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement