Selasa 24 Oct 2023 13:25 WIB

Rasulullah SAW Ajarkan Jangan Sampai Rugikan Orang Lain, Ini Alasannya   

Perlakuan buruk terhadap orang lain dikecam Rasulullah SAW

Rep: Andrian Saputra / Red: Nashih Nashrullah
Bersalaman saling memaafkan. (ilustrasi) Perlakuan buruk terhadap orang lain dikecam Rasulullah SAW
Foto: Republika/Aditya Pradana Putra
Bersalaman saling memaafkan. (ilustrasi) Perlakuan buruk terhadap orang lain dikecam Rasulullah SAW

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Banyak amal ibadah yang untuk mengerjakannya diperlukan biaya, tenaga atau pun kemampuan tertentu. Semisal berhaji yang tentunya memerlukan biaya. 

Hanya orang-orang yang diberi kelebihan harta yang mempunyai potensi besar untuk bisa berangkat berhaji. 

Baca Juga

Akan tetapi, untuk memperoleh kebaikan tidak serta merta harus mengeluarkan biaya. Sejatinya dalam Islam menahan diri sehingga tidak merugikan orang lain juga merupakan sebuah amal kebaikan. 

Rasulullah SAW pernah ditanya oleh sahabat tentang perbuatan baik yang paling utama. Rasulullah SAW pun menjawab yaitu Iman kepada Allah dan berjuang dijalan-Nya. 

Selain itu juga memerdekakan hamba sahaya. Sahabat pun bertanya lagi akan amal kebaikan yang bisa dikerjakan bila tak mampu melakukan amal kebaikan yang harus memerlukan biaya. 

Maka Rasulullah SAW menjelaskan pada sahabat untuk menolong orang yang bekerja atau pun tak bisa pekerjaan.  

Baca juga: Secarik Alquran Bertuliskan Ayat As-Saffat Ditemukan di Puing Masjid Gaza, Ini Tafsirnya

Akan tetapi sahabat kembali bertanya tentang kebaikan lainnya yang apabila kebaikan yang berupa menolong orang lain pun tidak sanggup dilakukan. 

Rasulullah SAW pun meminta agar orang tersebut menahan keburukannya sehingga jangan sampai mengenai orang banyak, amalan sedemikian itu pun merupakan sedekah untuk diri sendiri yakni tidak mengganggu orang lain. 

عن أَبِي ذرٍّ جُنْدَبِ بنِ جُنَادَةَ رضي اللَّه عنه قال : قلت يا رسولَ اللَّه، أيُّ الأعْمالِ أفْضَلُ ؟ قال :  الإِيمانُ بِاللَّهِ ، وَالجِهَادُ فِي سَبِيلِهِ  . قُلْتُ : أيُّ الرِّقَابِ أفْضَلُ ؟ قال :  أنْفَسُهَا عِنْد أهْلِهَا ، وأكثَرُهَا ثَمَناً  .قُلْتُ : فَإِنْ لَمْ أفْعلْ ؟ قال : تُعينُ صَانِعاً أوْ تَصْنَعُ لأخْرَقَ .قُلْتُ : يا رسول اللَّه أرَأيتَ إنْ ضَعُفْتُ عَنْ بَعْضِ الْعملِ ؟ قال : تَكُفُّ شَرَّكَ عَن النَّاسِ فَإِنَّها صدقةٌ مِنْكَ على نَفسِكَ 

Dari Abu Zar Jundub bin Junadah berkata, “Saya berkata, “Wahai Rasulullah, amalan manakah yang lebih utama? Beliau menjawab : Yaitu beriman kepada Allah dan berjihad untuk membela agama-Nya. Saya bertanya lagi: Hamba sahaya manakah yang lebih utama? Beliau menjawab, “Yaitu yang dipandang terindah bagi pemiliknya serta yang termahal harganya.” Saya bertanya, “Jikalau saya tidak dapat mengerjakan itu yakni berjihad fi-sabilillah ataupun memerdekakan hamba sahaya yang mahal harganya, maka apakah yang dapat saya lakukan?” 

photo
Infografis Keutamaan Orang yang Menjaga Silaturahim - (Republika.co.id)

 

Beliau bersabda, “Berilah pertolongan kepada seseorang pekerja  atau engkau mengerjakan sesuatu kepada seseorang yang kurang pandai bekerja.” Saya berkata, “Wahai Rasulullah, bukankah Tuan telah mengetahui, jikalau saya ini lemah sekali dalam sebahagian pekerjaan?”  

Beliau bersabda, Tahanlah keburukanmu, jangan sampai mengenai orang banyak, amalan sedemikian itu pun merupakan sedekah daripadamu untuk dirimu sendiri yakni tidak mengganggu orang lain.” (muttafaq alaih). 

Oleh karena itu menjaga keburukan diri sendiri agar tidak merugikan orang lain adalah sebuah kebaikan. Karenanya itu bila tidak bisa berbuat baik, maka diupayakan potensi keburukan diri sendiri jangan sampai menimpa orang lain.  

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement