Senin 09 Oct 2023 10:22 WIB

Media AS: Iran Ikut Merencanakan Serangan Hamas ke Israel

Rencana serangan ke Israel ini sudah dibahas sejak Agustus lalu.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nidia Zuraya
Sebuah roket diluncurkan dari pesisir Jalur Gaza menuju Israel oleh pejuang Ezz Al-Din Al Qassam, sayap militer Hamas, di Kota Gaza, 07 Oktober 2023.
Foto: EPA-EFE/MOHAMMED SABER
Sebuah roket diluncurkan dari pesisir Jalur Gaza menuju Israel oleh pejuang Ezz Al-Din Al Qassam, sayap militer Hamas, di Kota Gaza, 07 Oktober 2023.

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Pejabat keamanan Iran membantu merencanakan serangan mendadak Hamas terhadap Israel. Wall Street Journal yang mengutip anggota senior Hamas dan Hizbullah Lebanon melaporkan, Iran memberikan lampu hijau untuk operasi tersebut pada pertemuan di Ibu Kota Lebanon, Beirut.

Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC) Iran dilaporkan memainkan peran penting dalam perencanaan dan otorisasi serangan mendadak Hamas pada Sabtu (7/10/2023) terhadap Israel.

Baca Juga

Menurut laporan Wall Street Journal pada Ahad (8/10/2023), para perwira IRGC telah berkolaborasi dengan Hamas sejak Agustus untuk merancang operasi kompleks yang melibatkan serangan udara, darat, dan laut. Operasi ini menandai salah satu serangan perbatasan Israel yang paling besar sejak Perang Yom Kippur pada 1973.

Eskalasi konflik Israel-Palestina yang terburuk dalam beberapa dekade terakhir telah merenggut lebih dari 600 nyawa di pihak Israel. Sementara para pejabat Gaza melaporkan sedikitnya 400 kematian akibat serangan udara Israel.

Perincian operasi tersebut dilaporkan telah disempurnakan dalam beberapa pertemuan di Beirut. Ketika itu, para perwira IRGC terlibat dengan perwakilan dari empat kelompok pejuang yang didukung Iran, termasuk Hamas, yang menguasai Gaza, dan Hizbullah, sebuah kelompok militan Syiah dan faksi politik yang berbasis di Lebanon.

Menanggapi pertanyaan Wall Street Journal mengenai pertemuan ini, seorang pejabat senior Hamas, Mahmoud Mirdawi mengatakan, kelompok Hamas telah merencanakan serangan secara independen. Dia menyebut operasi itu sebagai keputusan Palestina dan Hamas.

Menurut anggota senior Hamas dan Hizbullah serta seorang pejabat Iran yang dikutip dalam laporan tersebut, strategi IRGC yang lebih luas melibatkan penciptaan ancaman multi-front, yang bertujuan untuk mengepung Israel dari berbagai arah.  Ancaman ini melibatkan Hizbullah dan Front Populer untuk Pembebasan Palestina di utara, serta Jihad Islam Palestina dan Hamas di Gaza dan Tepi Barat.

Presiden Iran, Ebrahim Raisi pada Ahad (8/10/2023) mengatakan, Teheran mendukung hak warga Palestina untuk membela diri. Raisi menuduh Israel sebagai ancaman bagi wilayah Palestina.

“Iran mendukung pembelaan sah bangsa Palestina. Rezim Zionis (Israel) dan pendukungnya bertanggung jawab membahayakan keamanan negara-negara di kawasan, dan mereka harus bertanggung jawab dalam hal ini," kata Raisi, dikutip televisi pemerintah.

Iran tidak mengakui Israel dan menjadikan dukungan terhadap perjuangan Palestina sebagai inti kebijakan luar negerinya sejak Revolusi Islam tahun 1979. Iran dan Israel telah terlibat dalam perang bayangan selama bertahun-tahun. Iran menuduh Israel melakukan serangkaian serangan sabotase dan pembunuhan yang menargetkan program nuklirnya. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement