Kamis 05 Oct 2023 16:05 WIB

1.000 Pemukim Israel Serbu Masjid Al-Aqsa pada Hari ke-5 Sukkot

Masjid Al Aqsa kembali diserang pemukim Israel.

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Muhammad Hafil
Pemukim Israel menduduki Masjid Al Aqsa.
Foto: AP Photo/Mahmoud Illean
Pemukim Israel menduduki Masjid Al Aqsa.

REPUBLIKA.CO.ID,YERUSALEM -- Lebih dari 1.000 pemukim Israel dilaporkan memaksa masuk ke kompleks Masjid Al-Aqsa di Yerusalem Timur yang diduduki, Rabu (4/10/2023). Menurut pejabat Palestina, mereka datang untuk menandai hari kelima hari raya Yahudi Sukkot.

“Sekitar 1.040 pemukim menyerbu lokasi tersebut sejak Rabu pagi,” kata pejabat Departemen Wakaf Islam yang dikelola Yordania, dikutip di Yeni Safak, Kamis (5/10/2023).

Baca Juga

Dia mengatakan para pemukim memasuki lokasi tersebut secara berkelompok melalui Gerbang Al-Mughrabi di dinding barat kompleks Masjid Al-Aqsa. Setelahnya, mereka berusaha melakukan “ritual Talmud.”

Sukkot adalah hari libur selama seminggu, yang dimulai pada 29 September dan akan berlanjut hingga 6 Oktober. Perayaan ini sekaligus mengakhiri musim hari raya Yahudi, yang dimulai dengan merayakan Rosh Hashanah (Tahun Baru) pada 15 September kemarin.

Menurut penghitungan media //Anadolu Agency//, sekitar 3.116 pemukim mengunjungi kompleks Al-Aqsa sejak Minggu.

Tidak hanya itu, dilaporkan pula pemukim diizinkan oleh otoritas Israel memasuki kompleks Al-Aqsa dalam dua shift, pagi dan sore, kecuali hari Jumat dan Sabtu.

Para saksi mata menyebut polisi telah memberlakukan batasan usia, sekaligus mencegah pemuda Palestina memasuki masjid selama periode penyerangan tersebut.

Pihak keamanan Israel mulai mengizinkan pemukim memasuki kompleks Masjid Al-Aqsa pada 2003. Langkah ini terus mereka lakukan, meskipun ada kecaman berulang kali dari warga Palestina.

Masjid Al-Aqsa adalah situs tersuci ketiga di dunia bagi umat Islam. Orang-orang Yahudi menyebut kawasan itu sebagai Bukit Bait Suci, mengklaim bahwa tempat itu adalah situs dua kuil Yahudi di zaman kuno.

Israel sendiri menduduki Yerusalem Timur, tempat Al-Aqsa berada, selama Perang Arab-Israel pada 1967.  Mereka mencaplok seluruh kota pada tahun 1980, sebuah tindakan yang tidak pernah diakui oleh komunitas internasional.

Sekretariat Jenderal Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) mengecam keras tindakan pasukan pendudukan Israel, yang dilaporkan menyerbu Masjid Al-Aqsa. Tidak hanya itu, sejumlah serangan terang-terangan juga dilakukan terhadap jamaah, bahkan terjadi penangkapan umat Islam di lokasi tersebut. Masjid Ibrahimi yang berada di selatan Tepi Barat pun disebut ditutup bagi Muslim.

“Tindakan ini dianggap sebagai perpanjangan dari pelanggaran berulang yang dilakukan Israel dan kekuatan pendudukan, terhadap kesucian tempat-tempat suci dan kebebasan beribadah, serta pelanggaran terang-terangan terhadap Konvensi Jenewa dan hukum internasional,” ujar Sekretaris Jenderal OKI dalam sebuah pernyataan.

Untuk menjamin akses bebas bagi ekstremis Yahudi ke dua masjid suci Muslim di Yerusalem dan Hebron, pasukan pendudukan Israel disebut memblokir masuknya umat Islam ke dua situs tersebut. Bahkan, terkadang mereka menyerang dan mengusir secara paksa jamaah dari Masjid Al-Aqsa.

Ekstremis Yahudi semakin intensif menyerbu Al-Aqsa saat mereka merayakan hari raya Sukkot, yang berlanjut hingga akhir pekan ini. Mereka juga dilaporkan mengadakan ritual keagamaan, melanggar status quo selama puluhan tahun, yang menganggap Al-Aqsa sebagai tempat ibadah murni Muslim.

“OKI menganggap pemerintah pendudukan Israel bertanggung jawab penuh atas konsekuensi dari berlanjutnya kejahatan dan serangan sistematis yang memicu kekerasan, ketegangan dan ketidakstabilan di kawasan," lanjut OKI dalam pernyataannya.  

Sumber:

https://www.yenisafak.com/en/news/over-1000-israeli-settlers-storm-al-aqsa-mosque-complex-on-5th-day-of-sukkot-holiday-3671275

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement