REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Dalam menghadapi kemarau panjang akibat cuaca El Nino yang diberitakan oleh BMKG sejak Agustus 2023, banyak wilayah di Indonesia yang mengalami kesulitan akses air bersih. Salah satunya adalah di Nusa Tenggara Barat (NTB).
Laznas BMH NTB bergerak memberikan respons sebagai bentuk tanggung jawab sosial, yakni dengan segera mengambil langkah cepat membangun dan meresmikan sumur bor ke-35. Diharapkan ini menjadi solusi atas krisis air yang dialami warga setempat.
Pada 20 September 2023, BMH NTB menyerahkan sumur bor kepada Yayasan Miftahussalam Ar-Ridwaniy yang berlokasi di Dusun Semper, Desa Batujangkih, Kecamatan Praya Barat Daya, Kabupaten Lombok Tengah.
Sebelumnya, santri dan masyarakat di area ini menghadapi kesulitan besar untuk mendapatkan air bersih. Mereka harus rela turun dan naik bukit setiap hari untuk mengambil air guna memenuhi kebutuhan sehari-hari dan kegiatan belajar.
Keberadaan sumur bor dari BMH ini sekarang telah mengubah kenyataan tersebut. Para santri dan warga kini memiliki akses langsung ke air bersih tanpa harus berjibaku dengan medan yang sulit.
Ustadz Ilham, pendiri yayasan, mengungkapkan rasa syukur dan terima kasihnya kepada BMH atas bantuan yang sangat berarti ini. "Alhamdulillah krisis air bersih telah kita atasi bersama atas bantuan para donatur Laznas BMH, semoga menjadi barokah bagi kita semua," ujarnya dalam siaran pers.
Upaya ini bagi BMH adalah langkah penting dalam keikutsertaan mewujudkan pembangunan berkelanjutan. Inisiatif BMH NTB ini sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs) PBB, khususnya tujuan keenam yang menekankan pada akses air bersih dan sanitasi untuk semua.
"Dengan kegiatan seperti ini, BMH NTB telah berkontribusi aktif dalam mencapai target SDGs di Indonesia, khususnya di wilayah NTB," kata Kadiv Program dan Pemberdayaan BMH NTB, M Zohri.