Rabu 27 Sep 2023 04:48 WIB

Ending IBF 2023, Gus Ulil, NU, dan Buku Teori Evolusi Pandangan al-Ghazali

Pemungkas IBF 2023: bedah buku Islam & Teori Evolusi pandangan al-Ghazali.

Bedah buku pandangan al Ghazali bersama Gus Ulil Abshar
Foto:

Berbagai perdebatan muncul tentang penciptaan Nabi Adam dalam konteks evolusi. Kebayakan penafsir menyatakan bahwa evolusi tidak sejalan dengan Al-Quran. Namun, beberapa berpendapat, termasuk penulis buku Islam & Evolusi ini, menyebutkan bahwa semua makhluk diciptakan melalui proses evolusi dengan pengecualian Nabi Adam. 

Posisi Imam al-Ghazali Merespons Teori Evolusi

Hal ini didasari dengan konsep Imam Al-Ghazali bahwa jika Al-Quran tidak menolak atau menyetujui suatu konsep, maka kita harus mengambil sikap tawaqquf (abstain). Oleh sebab itu, Shoaib Malik berpendapat bahwa semua makhluk di muka bumi diciptakan melalui teori evolusi kecuali Nabi Adam.

Pendapat lain yang membenarkan teori evolusi sepenuhnya maupun dengan pengecualian manusia sangat lemah karena bertentangan dengan pemahaman Alquran. 

Selama diskusi, buku yang menjadi pusat perbincangan ini dipuji karena ditulis secara sistematis, meskipun beberapa peserta mencatat bahwa buku tersebut mungkin terlalu kaku dalam pendekatan tertentu. Ada juga catatan tentang kedalaman pembahasan tentang Imam Al-Ghazali sebagai seorang teolog, bukan seorang sufi, yang mungkin memerlukan penyesuaian lebih lanjut mengenai ruh dalam konteks teori evolusi. 

Buku Serius Pertama yang Ditulis Sarjana Muslim tentang Islam & Evolusi

Ulil Abshar Abdalla mengguncang panggung dengan pernyataan tajamnya tentang hubungan antara Islam dan teori evolusi. Gus Ulil, sapaan akrabnya adalah seorang tokoh intelektual Nahdlatul Ulama (NU) ternama di Indonesia. Ia mengawali pembicaraan dengan menyorot tentang buku yang memicu diskusi sengit tentang evolusi di tengah masyarakat Muslim Indonesia selama ini.

Menurut Gus Ulil, buku yang paling banyak dibaca tentang hubungan Islam dan evolusi di Indonesia adalah karya Harun Yahya. Namun, Gus Ulil menyoroti kelemahan mendasar dalam buku tersebut, “Penulisnya bukan seorang ilmuwan dan mutu tulisannya dipertanyakan,” tegasnya.

Lebih lanjut, ia menyatakan bahwa buku Harun Yahya tentang evolusi seolah-olah mencerminkan polemik dan perdebatan yang lebih sering ditemui dalam konteks agama Kristen. Gus Ulil dulu bahkan pernah dihubungi oleh orang terdekat Harun yahya dari Turki yang ingin menjadikannya penyebar buku-buku tersebut di Indonesia.

Gus Ulil menyebutkan bahwa buku Islam & Evolusi ini merupakan yang pertama kali ditulis oleh seorang sarjana Muslim modern dengan serius tentang relasi Islam dan teori evolusi. Penulis buku tersebut adalah Shoaib Malik, seorang doktor kimia yang juga memiliki latar belakang dalam filsafat dan teologi Islam.  

Menurut Gus Ulil, Shoaib memiliki pemahaman yang mendalam tentang evolusi dan pandangan Islam, menjadikannya sebagai salah satu sarjana Muslim pertama yang berani menanggapi teori evolusi secara serius, “Shoaib punya dua kaki yang kuat dalam dua bidang ini (sains dan agama) sekaligus.” Gus Ulil mengapresiasi dan amat berterima kasih kepada penerbit Rene Islam yang menerbitkan terjemahan buku yang ia anggap sangat penting ini.

Ulil: Penulis Buku Islam & Evolusi ini Orang NU

Selain itu, Ulil berkelakar bahwa Shoaib Ahmed Malik merupakan orang NU (Nahdlatul Ulama), salah satu organisasi Islam terbesar di Indonesia. “Shoaib”, ujar Gus Ulil, “dengan tegas mengidentifikasikan dirinya sebagai seorang Muslim yang mengikuti akidah Asy'ariyah, yang merupakan aliran mayoritas di dunia Muslim dunia dan pengagum Imam al-Ghazali.”

Gus Ulil juga menjelaskan bahwa Sunni ada yang mengikuti Asy'ariyah dan Maturidiyah. Namun tetap mayoritasnya selama ratusan tahun adalah pengikut Imam Asy’ari

Gus Ulil menekankan pentingnya pemahaman Shoaib tentang akidah Asy'ariyah dan kaitannya dengan pemikiran Imam Al-Ghazali, seorang pemikir besar dalam aliran akidah tersebut. Imam Al-Ghazali terkenal dengan karyanya "Al-Iqtishad fi al-I'tiqad," yang menjadi salah satu acuan utama dalam pemahaman Asy'ariyah. 

 

Diskusi ini menggambarkan tantangan intelektual yang berkembang dalam masyarakat Muslim Indonesia terkait pemahaman tentang sains khususnya mengenai pemahaman evolusi dan agama, serta bagaimana seorang sarjana Muslim berusaha untuk mengintegrasikan kompatibilitas ilmu pengetahuan modern dengan keyakinan agama mereka.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement