Selasa 19 Sep 2023 14:16 WIB

Ribuan Santri dan Warga di Kuningan Gelar Sholat Istisqo

Sholat istisqa tenangkan warga yang mengalami kekeringan.

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Erdy Nasrul
Ribuan santri dan masyarakat menggelar solat Istisqo, di Lapangan Jambe Maniskidul, Kabupaten Kuningan, Sabtu (16/9/2023).
Foto: Dok Republika
Ribuan santri dan masyarakat menggelar solat Istisqo, di Lapangan Jambe Maniskidul, Kabupaten Kuningan, Sabtu (16/9/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, KUNINGAN – Ribuan santri dan masyarakat di Kabupaten Kuningan menggelar sholat Istisqo, di Lapangan Jambe Maniskidul, Sabtu (16/9/2023) pukul 13.00 WIB. Selama beberapa bulan terakhir, wilayah Kabupaten Kuningan dilanda musim kemarau.

Di bawah terik matahari, santri dari dua pesantren, yakni Pondok Pesantren Husnul Khotimah dan Pondok Pesantren Al-Multazam, berbaur bersama masyarakat dan aparat Desa Maniskidul melaksanakan sholat Istisqo dengan penuh kekhusyukan. Mereka berdoa dengan penuh keyakinan agar Allah SWT segera menurunkan hujan.

Baca Juga

Pelaksanaan sholat Istisqo dipimpin oleh Mudirul Ma'had Al-Madany Cokro Cilimus sekaligus pengajar di Pondok Pesantren Husnul khotimah, KH Mujahid Abdul Jabbar.

Sholat Istisqo merupakan sholat yang dilakukan secara berjamaah oleh umat Islam untuk memohon kepada Allah SWT agar mengirimkan hujan. Pasalnya, selama beberapa waktu terakhir terjadi musim kemarau yang panjang sehingga menyebabkan kekeringan.

Dalam khotbahnya, Ustadz Mujahid menekankan bahwa manusia adalah makhluk yang lemah. Karena itu, sudah semestinya manusia menyerahkan diri sepenuhnya kepada Allah SWT.

Ustadz Mujahid mengungkapkan, perbuatan dosa dan kemaksiatan yang merajalela membuat kenikmatan dan keberkahan menjadi hilang. Manusia pun akan dihadapkan pada kesulitan dan malapetaka.

‘’Kita saksikan betapa banyak terjadi kezaliman, tersebar kebengisan,  banyaknya hasad,  sedikitnya kasih sayang, tersebarnya perbuatan keji dan zina,  banyaknya berita bohong,  penipuan, ghibah,  adu domba dan fanatisme golongan dan penyakit-penyakit  tersebut bertambah parah dengan banyaknya orang-orang yang tidak membayar zakat dan memakan harta riba,’’ kata Ustadz Mujahid.

Untuk itu, lanjutnya, zakat maal adalah benteng yang menjaga dari keburukan. Meski Allah SWT tidak membutuhkan zakat itu, namun Allah SWT tidak meridhoi  hamba-hamba-Nya yang memiliki sifat pelit.

''Disyariatkan zakat dan sedekah bertujuan menyucikan orang-orang yang melakukannya dan harta-harta mereka,  menjaga negara dan masyarakat yang ada didalamnya,'' tuturnya.

‘’Tidak ada satu Shubuh-pun yang dialami hamba-hamba Allah SWT, kecuali turun kepada mereka dua malaikat. Salah satu di antara keduanya berdoa: ‘Ya Allah, berilah ganti bagi orang yang berinfak’, sedangkan yang satu lagi berdoa ‘Ya Allah, berilah kerusakan bagi orang yang menahan (hartanya) atau pelit’ (HR Bukhari),’’ ujar Ustadz Mujahid, mengutip hadis Rasulullah SAW.

Ustadz Mujahid menambahkan, sebab yang dapat menurunkan hujan yang lainnya adalah mantapnya keimanan, ketakwaan, dan keistiqomahan dalam agama Allah SWT di tengah masyarakat.

‘’Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya,’’ kata Ustadz Mujahid, mengutip Alquran Surat Al-A’raf ayat 96.

Ustadz Mujahid berharap, sholat Istisqa itu bisa menjadi wasilah untuk mendatangkan berkah hujan yang sangat dinantikan. Selain itu memberikan pelajaran tentang kebersamaan dan ketaatan kepada Allah SWT. 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اِنْ كُنْتُمْ فِيْ رَيْبٍ مِّنَ الْبَعْثِ فَاِنَّا خَلَقْنٰكُمْ مِّنْ تُرَابٍ ثُمَّ مِنْ نُّطْفَةٍ ثُمَّ مِنْ عَلَقَةٍ ثُمَّ مِنْ مُّضْغَةٍ مُّخَلَّقَةٍ وَّغَيْرِ مُخَلَّقَةٍ لِّنُبَيِّنَ لَكُمْۗ وَنُقِرُّ فِى الْاَرْحَامِ مَا نَشَاۤءُ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى ثُمَّ نُخْرِجُكُمْ طِفْلًا ثُمَّ لِتَبْلُغُوْٓا اَشُدَّكُمْۚ وَمِنْكُمْ مَّنْ يُّتَوَفّٰى وَمِنْكُمْ مَّنْ يُّرَدُّ اِلٰٓى اَرْذَلِ الْعُمُرِ لِكَيْلَا يَعْلَمَ مِنْۢ بَعْدِ عِلْمٍ شَيْـًٔاۗ وَتَرَى الْاَرْضَ هَامِدَةً فَاِذَآ اَنْزَلْنَا عَلَيْهَا الْمَاۤءَ اهْتَزَّتْ وَرَبَتْ وَاَنْۢبَتَتْ مِنْ كُلِّ زَوْجٍۢ بَهِيْجٍ
Wahai manusia! Jika kamu meragukan (hari) kebangkitan, maka sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari setetes mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian dari segumpal daging yang sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar Kami jelaskan kepada kamu; dan Kami tetapkan dalam rahim menurut kehendak Kami sampai waktu yang sudah ditentukan, kemudian Kami keluarkan kamu sebagai bayi, kemudian (dengan berangsur-angsur) kamu sampai kepada usia dewasa, dan di antara kamu ada yang diwafatkan dan (ada pula) di antara kamu yang dikembalikan sampai usia sangat tua (pikun), sehingga dia tidak mengetahui lagi sesuatu yang telah diketahuinya. Dan kamu lihat bumi ini kering, kemudian apabila telah Kami turunkan air (hujan) di atasnya, hiduplah bumi itu dan menjadi subur dan menumbuhkan berbagai jenis pasangan (tetumbuhan) yang indah.

(QS. Al-Hajj ayat 5)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement