Kamis 14 Sep 2023 22:56 WIB

Pegiat Kemanusiaan Jadi Guru Besar

Basuki mengutarakan orasi ilmiah seputar teknik rekayasa jaringan.

Prof Dr dr Basuki Supartono SpOT
Foto: Dok BSMI
Prof Dr dr Basuki Supartono SpOT

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --Pegiat kemanusiaan yang kerap terjun ke berbagai lokasi bencana dan konflik, Prof. Dr. dr Basuki Supartono Sp.OT.,FICS., MARS dikukuhkan menjadi Guru Besar Ilmu Orthopedi Fakultas Kedokteran UPN Veteran, Jakarta, Kamis (14/9/2023).

Basuki mendapatkan pengukuhan guru besar bersama dengan dua akademisi lainnya yakni Prof. Dr. A. Heri Iswanto, SKM, MARS. dari bidang Ilmu Ekonomi Kesehatan Fakultas Ilmu Kesehatan dan Prof. Dr. Prasetyo Hadi, S.E., M.M. dari bidang Ilmu Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis.

Basuki yang duduk sebagai Ketua Majelis Perwakilan Anggota Bulan Sabit Merah Indonesia (BSMI), mengutarakan orasi ilmiah berjudul 'Teknik Rekayasa Jaringan untuk Penyembuhan Penyakit Muskuloskeletal'.

Menurut Basuki, penyakit degeneratif muskuloskeletal seperti tulang, sendi, otot dan jaringan sejenis lainnya memiliki nilai strategis bagi kehidupan. Dia mencontohkan, ppengapuran sendi merupakan sepuluh penyakit terbanyak di Indonesia. Osteoporosis, salah satu penyakit muskuloskeletal, menempati peringkat pertama melampaui penyakit stroke, infark jantung dan kanker payudara.

Tidak semua jaringan muskuloskeletal mempunyai kemampuan penyembuhan. Sebagai contoh, ujar dia, regenerasi tulang rawan sendi lutut yang rusak hasilnya tidak sebaik seperti semula. Terapi pengapuran sendi sering berakhir dengan tindakan bedah namun tidak dapat mengembalikan fungsi sendi seperti semula. 

Menurut Basuki, teknik rekayasa jaringan dapat menghasilkan jaringan yang berkualitas seperti aslinya. Hal ini memberikan harapan baru bagi penyembuhan penyakit yang selama ini sulit disembuhkan. "Rekayasa jaringan dilakukan dengan mengaplikasikan unsur pembentuk jaringan yaitu unsur perancah, molekul sinyal dan sel,"ujar dia.

Sel yang digunakan saat ini adalah sel punca. Basuki menjelaskan, sel punca adalah sel yang belum mempunyai bentuk dan fungsi tertentu namun dapat memperbanyak diri, memperbaharui diri. Sel punca dapat berperan sebagai regulator respon inflamasi, aktor regenerasi jaringan, dan penghambat pertumbuhan bakteri. Sel punca yang digunakan adalah sel punca non embrional (sel punca jaringan) seperti sel mononuklear.

Rektor UPNVJ Dr. Drs. Anter Venus, MA, Comm mengatakan bahwa Guru Besar sebagai penyandang jabatan akademik tertinggi dan dianggap sudah matang secara keilmuan, pada akhirnya tentu turut memikul tanggung jawab dalam menjaga hakikat Perguruan tinggi sebagai pusat ilmu pengetahuan dan peradaban.

"Bahkan, dapat dikatakan tanggung jawab terbesar mereka adalah menjaga marwah perguruan tinggi sebagai Institusi Ilmiah," ucap Venus dalam pidato di awal Sidang Terbuka Pengukuhan Guru Besar di Kampus Pondok Labu UPNVJ.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement