Kamis 14 Sep 2023 08:43 WIB

Analis: Area Sekitar Masjid Al Aqsa Bisa Berubah Jadi Pangkalan Militer

Israel berupaya mengosongkan Masjid Al Aqsa.

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Muhammad Hafil
Seorang perempuan membaca Alquran dengan latar belakang Dome of Rock, kompleks Masjid Al Aqsa, Palestina.
Foto: republika
Seorang perempuan membaca Alquran dengan latar belakang Dome of Rock, kompleks Masjid Al Aqsa, Palestina.

REPUBLIKA.CO.ID,YERUSALEM -- Seorang analis politik Palestina dan spesialis urusan Yerusalem, Jamal Amro, mengeluarkan peringatan pada Selasa (12/9/2023). Ia menyebut daerah sekitar Masjid Al-Aqsa bisa saja diubah menjadi pangkalan militer selama hari libur Yahudi.

Amro menyampaikan pendapatnya, menyusul keputusan kabinet Israel yang ingin meningkatkan tingkat keamanan di Tepi Barat dan Yerusalem Timur yang diduduki, selama musim liburan mendatang.

Baca Juga

“Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan para menteri Kabinet menyetujui pengerahan operasional semua pasukan keamanan menjelang liburan,” kata kantor Netanyahu, dikutip di Middle East Monitor, Kamis (14/9/2023).

Amro mengatakan, saat ini pendudukan Israel telah memperkuat pengerahan angkatan bersenjatanya di semua jalan dan gang. Langkah ini diambil untuk mengamankan penodaan Masjid Al Aqsa, yang dilakukan pemukim selama hari raya Yahudi.

Israel, menurut dia, seolah memfasilitasi penodaan tempat-tempat suci oleh para pemukim, dengan mengabaikan konvensi internasional dan perwalian resmi Yordania.

Tidak hanya itu, ia juga menyebut perintah deportasi telah dikeluarkan terhadap aktivis Palestina, yang tinggal di dalam Masjid Al-Aqsa. Israel berencana mengosongkan Tempat Suci sebelum penodaan yang dilakukan oleh pemukim.

Komisi Palestina, Arab dan Islam, serta LSM, disebut terus menyerukan perlindungan internasional untuk Yerusalem dan Masjid Al-Aqsa. Namun, seruan mereka tidak didengarkan oleh Israel.

Dalam beberapa hari terakhir, aksi yang dilakukan pasukan dan pemukim Israel di kompleks Masjid Al-Aqsa semakin meresahkan. Terbaru, pemukim disebut melakukan ritual Talmud di dekat Bab al-Majlis, salah satu pintu masuk utama ke masjid.

Saksi mata melaporkan para pemukim menghalangi umat Muslim yang akan memasuki Al-Aqsa, Sabtu (9/9/2023). Mereka dengan sengaja melakukan upacara keagamaan di dekat pintu masuk.

Di hari yang sama, pendudukan Israel juga disebut mengenakan denda pada kendaraan warga Yerusalem yang berada di dekat pintu masuk Bab al-Maghariba dan Bab al-Nabi Daoud.

Pemukim Israel secara berkala menyerbu Al-Aqsa dan secara provokatif melakukan ritual Talmud, di bawah perlindungan pasukan pendudukan Israel. Hal ini mereka lakukan dengan tujuan menerapkan pembagian waktu dan ruang di situs suci tersebut, yang ditolak dan dikecam oleh umat Islam dan Palestina.

Menurut tokoh Palestina, pada Agustus 2023 setidaknya tercatat 3.891 penyusup kolonial Israel menyerbu masjid dan melakukan ritual provokatif Talmud di alun-alunnya.

Selain itu, selama bertahun-tahun otoritas pendudukan Israel juga menargetkan Balai Sholat Bab al-Rahma. Ini merupakan bagian dari upaya mereka untuk mengambil kendali dan mengubahnya menjadi sinagoga Yahudi.

Aksi ini juga bagian bagian dari agenda pendudukan Israel yang lebih luas, untuk menerapkan karakter Yahudi di Masjid Al-Aqsa. Padahal, bangunan itu dianggap sebagai situs tersuci ketiga bagi umat Islam setelah Makkah dan Madinah di Arab Saudi.  

Sumber:

https://www.middleeastmonitor.com/20230913-jerusalem-analyst-warns-of-area-around-al-aqsa-mosque-turning-into-army-base/

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement