Senin 04 Sep 2023 15:26 WIB

Al-Washliyah: Solusi untuk Turun Hujan, Kembali pada Ajaran Allah 

Kekeringan terjadi banyak di sejumlah daerah.

Rep: Rossi Handayani/ Red: Muhammad Hafil
 Al-Washliyah: Solusi untuk Turun Hujan, Kembali pada Ajaran Allah. Foto:  KH Masyhuril Khamis
Foto: Youtube
Al-Washliyah: Solusi untuk Turun Hujan, Kembali pada Ajaran Allah. Foto: KH Masyhuril Khamis

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Saat ini banyak terjadi peristiwa kekeringan di sejumlah daerah di tanah air, hal ini menyebabkan warga berbondong mencari air bersih. Atas kondisi ini, organisasi islam Al Washliyah menyarankan agar umat kembali kepada ajaran agama Allah Subhanahu wa Ta'ala. 

"Saat ini kita wajib mencari solusi utk turunnya hujan dengan kita kembali kepada Ajaran Allah Subhanahu wa Ta'ala. Cara yang terbaik adalah bermohon kepadanya dengan cara shalat istisqa yaitu shalat meminta hujan," kata Ketua Umum Pengurus Besar Al Washliyah, KH Masyhuril Khamis, pada Senin (4/9/2023).

Baca Juga

Menurut KH Masyhuril, shalat istisqa sudah dapat dilakukan saat masyarakat kekurangan air. Sementara soal waktunya, dia mengutip pendapat Imam Nawawi agar bisa dilakukan kapan saja.

"Ketika masyarakat sudah kekurangan air, yang berdampak banyak pada kita, maka saat itu sudah bisa dilakukan shalat istisqa saat itu juga," kata KH Masyhuril. 

"Adapun waktunya maka imam nawawi mengatakan bahwasanya bisa dilakukan kapan saja asalkan bukan di waktu makruh," lanjut dia.

Imam Nawawi berkata: 

في وقت صلاة الاستسقاء ثلاثة أوجه :

 

أحدها : وقتها وقت صلاة العيد .

 

الوجه الثاني: أول وقت صلاة العيد ويمتد إلى أن يصلي العصر .

 

والثالث : وهو الصحيح ، بل الصواب : أنها لا تختص بوقت ، بل تجوز وتصح في كل وقتٍ من ليلٍ ونهار , إلا أوقات الكراهة على أحد الوجهين . 

Waktu makruh ada 5. 1. Sesudah shalat subuh, 2. Ketika proses matahari terbit. 3. Ketika matahari berada di atas kepala pas. 4. Setelah shalat ashar, 5. Ketika proses terbenamnya matahari 

Sementara itu, Puluhan warga mencuci pakaian di aliran Sungai Ciberang di Desa Bungur Mekar, Lebak, Banten, Ahad (3/8/2023). Menurut warga setempat, sejak dua bulan terakhir air sumur di daerah tersebut mengalami kekeringan sehingga warga terpaksa memanfaatkan aliran Sungai Ciberang untuk kegiatan mandi, cuci dan kakus (MCK). 

Di sisi lain Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, memasok total sebanyak 173 tangki bantuan air bersih ke enam kecamatan yang terdampak bencana kekeringan akibat fenomena El Nino.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement