Selasa 29 Aug 2023 11:47 WIB

Kekeringan Melanda, Santri Sekolah Cendekia Baznas Bagikan Air Bersih kepada Warga

Sebanyak 40 KK menjadi penerima manfaat kegiatan santri sekolah Cendikia

Para Santri Sekolah Cendekia Baznas melakukan aksi berbagi air untuk warga di Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Foto: Dok Baznas
Para Santri Sekolah Cendekia Baznas melakukan aksi berbagi air untuk warga di Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Para Santri Sekolah Cendekia Baznas melakukan aksi berbagi air untuk warga di Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. 

Sebanyak 40 KK menjadi penerima manfaat kegiatan yang dilakukan untuk mengatasi masalah kekeringan yang melanda dalam beberapa waktu terakhir.

Kepala Sekolah Cendekia Baznas, Ahmad Kamaluddin, menjelaskan bahwa kegiatan berbagi air menjadi salah satu bentuk kebermanfaatan yang dihadirkan sekolah untuk warga.

“Kita ingin sama-sama tumbuh menumbuhkan, kuat menguatkan. Dalam kekeringan yang melanda kali ini, kita menyalurkan air bersih sebagai tambahan untuk warga," kata Ahmad, di Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Senin (28/8/2023).

Ahmad juga menambahkan bahwa sumber air di sekolah tersebut berasal dari WTP (Water Treatment Plant) yang mengolah air sungai Cianten menjadi air bersih.

“Melalui WTP, kita dapat menghasilkan 50-80 ribu liter air bersih per hari. Meskipun terbatas jika digunakan untuk seluruh santri dan didistribusikan untuk warga, namun sekolah berkomitmen untuk terus hemat air bersama agar dapat berdaya," ucap Ahmad.

Herman, warga kecamatan Cibungbulang mengucapkan syukur dan berterima kasih atas penyaluran air bersih yang dilakukan para santri. 

“Alhamdulillah, tadi mereka ramai sekali membawa masing-masing ember dan galon untuk diberikan kepada warga. Ini sangat bermanfaat untuk kami yang tengah merasakan kekeringan," katanya. 

Salah satu santri Cendekia Baznas, Arqam yang berasal dari Nusa Tenggara Timur (NTT) mengatakan bahwa kegiatan berbagi air sangat mengesankan. Dia bersama santri lain membawa galon untuk disalurkan ke warga menjadi hal bermakna baginya. 

“Ketika musim kemarau biasanya kami merasakan hal yang sama, sulit mencari sumber air, harus menunggu dari pemerintah atau bahkan mencari sendiri dengan jarak yang jauh. Kali ini di sekolah berbeda, saya sendiri yang membagikannya ke warga, melihat mereka bahagia.” ucap Arqam.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement