REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Sebuah masjid di Siprus Selatan dilaporkan terkena serangan bom molotov pada Sabtu (26/8/2023). Wakil Presiden Türkiye Cevdet Yilmaz mengutuk keras serangan pembakaran tersebut.
Menurut laporan media setempat, bom molotov dengan sengaja dilemparkan ke Masjid Koprulu Haji Ibrahim Aga di Kota Limassol di Siprus Yunani, Siprus Selatan. Serangan yang terjadi pada malam hari itu merusak pintu dan dinding masjid.
Yilmaz pun mengatakan, tindakan tersebut merupakan serangan terhadap hak asasi manusia, demokrasi, kebebasan berpikir, dan berkeyakinan. “Perdamaian komunal dan nilai-nilai kemanusiaan menjadi sasaran dalam aksi pembakaran ini,” katanya di X, platform media sosial yang sebelumnya dikenal sebagai Twitter, dikutip di TRT World, Senin (28/8/2023).
Ia juga menggarisbawahi bahwa serangan itu merupakan manifestasi lain dari meningkatnya sentimen anti-Islam di Eropa dalam beberapa tahun terakhir.
Bukan hanya Wakil Predisen Turkiye, serangan itu juga dikecam oleh pejabat dan politisi Turki lainnya, termasuk Kepala Direktorat Urusan Agama (Diyanet) Ali Erbas dan juru bicara Partai Keadilan dan Pembangunan (AK) Omer Celik. Kementerian Luar Negeri Turki juga mengutuk keras serangan pembakaran itu.
“Serangan keji ini merupakan tambahan dari tindakan masa lalu terhadap masjid-masjid berbeda di Pemerintahan Siprus Yunani,” kata Kementerian Luar Negeri Turki dalam sebuah pernyataan.
Ankara lantas mendukung penuh pernyataan Kementerian Luar Negeri Republik Turki Siprus Utara (TRNC) mengenai masalah ini.
“Sebagai contoh terbaru dari meningkatnya Islamofobia di seluruh Eropa, serangan ini tidak hanya menargetkan umat Islam, tetapi juga menunjukkan sekali lagi betapa seriusnya ancaman terhadap nilai-nilai kemanusiaan kita,” ujar mereka.
Tidak hanya itu, kementerian menekankan bahwa kebencian dan intoleransi yang terungkap dalam serangan tersebut menunjukkan betapa jauhnya pemahaman beberapa segmen komunitas Siprus Yunani tentang hidup bersama dalam perdamaian, ketenangan, dan toleransi dengan warga Muslim Siprus Turki.
Menurut pernyataan tersebut, sikap pihak Siprus Yunani memberikan bukti tambahan bahwa visi dua negara pihak Siprus Turki merupakan satu-satunya model realistis untuk penyelesaian masalah Siprus.
Untuk diketahui, Siprus telah terperosok dalam perselisihan selama puluhan tahun antara Siprus Yunani dan Siprus Turki. Hal ini terus berlanjut meskipun ada serangkaian upaya diplomatik oleh PBB untuk mencapai penyelesaian yang komprehensif.
Otoritas Türkiye telah menyatakan sepenuhnya mendukung solusi dua negara di pulau Siprus, berdasarkan kesetaraan kedaulatan dan status internasional yang setara antara kedua negara.