Selasa 22 Aug 2023 16:12 WIB

Guru Besar UIN Purwokerto Soroti Pentingnya Literasi Sastra di Pesantren

Literasi sastra di pesantren untuk membentuk moderasi beragama.

Rep: Muhyiddin/ Red: Muhammad Hafil
Sastra digital (ilustrasi).
Foto: Pixabay
Sastra digital (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Guru Besar Universitas Islam Negeri Prof KH Saifuddin Zuhri (UIN Saizu) Purwokerto Prof Abdul Wachid atau yang biasa dipanggil Prof Achid menyoroti pentingnya literasi sastra di pesantren dalam membentuk moderasi beragama.

Prof Achid mengatakan, literasi sastra dalam membentuk moderasi beragama melalui pembelajaran sastra bagi para santri di pesantren sangat penting. Apalagi, menurut dia, bangsa dan negara Indonesia ini sangat plural dan sering kali muncul isu-isu SARA yang sangat provokatif.

Baca Juga

“Praktik moderasi beragama melalui literasi sastra untuk para santri sebenarnya sudah mengakar kuat. Karena tradisi pembacaan kitab di pesantren secara bandongan dan sorogan,” ujar Prof Achid saat berpidato dalam acara pengukuhan guru besarnya di bidang Ilmu Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia pada Selasa (22/8/2023).

Prof Achid yang sejak muda sudah terjun di dunia sastra memiliki pandangan bahwa literasi sastra sangat penting diajarkan di pesantren. “Pesantren adalah institusi pendidikan yang paling kuat akar sosiokulturalnya. Sekaligus memiliki landasan literatur paling kuat di antara lembaga pendidikan lainnya,” kata dia.

“Pendidikan sastra memiliki kesamaan dengan tasawuf di pesantren. Sastra dan tasawuf inilah yang melembutkan hati, pikiran, dan perilaku para santri sebagai pemimpin masa depan bangsa. Yang menjadi dasar sikap keberagamaan yang moderat,” ujar Prof Achid.

Sementara itu, Rektor UIN Saizu Purwokerto Prof Roqib menjelaskan bahwa dengan pengukuhan guru besar Prof Achid ini, UIN Saizu akan semakin mampu memberikan kontribusi yang besar dari hasil penelitian untuk dunia pendidikan.

“Selamat untuk Prof Dr H Abdul Wachid BS M Hum. Dengan pengukuhan guru besar ini semoga ilmu yang sudah didalami bisa semakin dikembangkan lagi, dan diajarkan pada seluruh sivitas akademika di Indonesia,” kata Prof Roqib.

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement