REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA - Berita duka tengah menyelimuti Indonesia. Pasalnya, Prof Roem Rowi, Guru Besar sekaligus Ulama Pakar dibidang Al Quran telah berpulang ke Rahmatullah pada Jumat 11 Agustus 2023 pukul 23.33 WIB. Imam masjid Al-Akbar Surabaya itu mengembuskan nafas terakhirnya di RSI Jemursari Surabaya.
Prof. Roem Rowi, selama ini dikenal sebagai ulama dan pendakwah kharismatik. Pengabdiannya kepada dakwah Islam sungguh luar biasa. Ada banyak lembaga, yayasan, pendidikan Islam, media, perguruan tinggi negeri, yang sangat kehilangan Prof Roem.
"Kami sungguh merasa kehilangan. Beliau bukan saja sebagai ketua Dewan Syariah LMI, tetapi beliau milik semua umat," kata Agung Wicaksono selaku Direktur Utama LMI saat ikut mengantarkan jenazah Prof Roem. Pantauan dari masjid Al Akbar, ada ribuan masyarakat yang hadir dan memberi penghormatan terakhir dengan ikut menyolatkan Prof Roem.
Awie, sapaan akrabnya, selalu mengenang Prof Roem saat ceramah. Menurutnya saat memberikan tausiyah, Prof Roem sering memberikan nasihat yang menentramkan, menyatukan, dan solutif.
"Baru beberapa waktu hari lalu, beliau mengisi diagenda Rapat Koordinasi Tengah Tahun LMI. nasihat-nasihat beliau yang kami ingat untuk pegiat lembaga filantropi adalah beliau mencontohkan teladan dari Umar bin Khatab: manusia selalu membutuhkan orang lain untuk mengkritisi tindakan / kebijakan kita, manakala ada salah & lupa, karena tidak ada manusia yg luput dr kesalahan. Dan tidak ada loyalitas mutlak selain kepada Allah SWT," kata Awie.
Selain memberikan nasihat, biasanya Prof Roem, dalam setiap ceramahnya menyelipkan guyonan-guyonan cerdik yang selalu membuat tertawa pendengarnya.
"Prof Roem mencontohkan, semua anaknya menikah dengan orang Bangladesh. Saya kira beneran menikah dengan orang Bangladesh, tetapi ternyata menikah dengan orang Lamongan (Bangsa Lamongan Ndeso), orang Bangkalan (Bangkalan Ndeso)," kenang Awie.
Ulama Pakar Dibidang Al Quran
Kelahiran Ponorogo, 3 Oktober 1947 merupakan Doktor lulusan Universitas Al-Azhar Cairo (1989). Selain sebagai guru besar di Program Pascasarjana IAIN (kini Universitas Islam Negeri) Sunan Ampel, Surabaya, Roem Rowi juga aktif mengajar di berbagai perguruan tinggi, di antaranya dosen Pascasarjana Unair, Undar, Ikaha, IAIN Sunan Kalijaga dan UMY.
Pengabdiannya juga tidak terbatas hanya pada lingkungan pendidikan tinggi. Dia juga aktif di berbagai kegiatan keagamaan. Tahun 1998-2000, Roem pernah menjabat Plt. Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jatim. Kemudian dia menjabat Ketua MUI Jawa Timur (2000-2005). Alumni Pondok Modern Gontor Ponorogo (1967), IAIN Ciputat, Jakarta (1967), S1 Universitas Islam Madinah (1971) dan S2 Universitas Al-Azhar Cairo (1973), ini aktif sebagai Anggota Dewan Penasehat Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat.
Prof Dr Roem Rowi MA dikenal sebagai pakar dalam bidang Al-Quran. Ia adalah guru besar ilmu Al-Quran dari IAIN Sunan Ampel Surabaya. Karena kepakarannya itu, Roem Rowi banyak ditugasi hal-hal khusus yang berkaitan dengan ilmu Al-Quran, seperti menjadi dewan juri MTQ mulai dari tingkat lokal (Surabaya, Jawa Timur), nasional, hingga internasional.
Pandangan yang sangat menarik tentang Al-Quran menurut beliau, bahwa Rasul mendefinisikan tentang Al-Quran penuh dengan hal yang menarik dan Mempesona. Karena unsur yang terdapat dalam Al-Quran. Baik berupa informasi pada masa lampau maupun informasi yang akan terjadi pada masa depan.
Petunjuk bagi umat Islam yang bukan hanya teori, namun sudah teruji coba. Kisah yang sekiranya mendominasi sekitar 80 % bahasan dalam Al-Quran ini akan membuat kita mengerti bahwa Al-Quran bukan hanya untuk dibaca saja namun harus ada tindak lanjut seperti memahami dan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari karena Allah telah memudahkan kita untuk mempelajari kisah, anjuran dan larangan yang telah sangat jelas tertera dalam Al-Quran.
Mengapa sebuah kisah yang mendominasi Al-Quran ?
Karena dengan mendengarkan atau memahami kisah dari kejadian yang telah pernah terjadi dimasa lampau dapat membuat kita lebih berhati – hati dalam bertindak mengingat akibat – akibat yang telah terjadi pada kisah sebelumnya. Al-Quran bukan hanya membawa mengiring kita dengan akidah, namun juga dengan syariah dan akhlak.