REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Di tengah sengatan sinar matahari pagi, para pandu berdiri tegap plus sikap siaga. Kedua tangan mengepal ke belakang. Tatapannya tangguh walau panas menguji mereka.
Sambil menunggu dibukanya perkemahan, berbagai jargon kepanduan didengungkan. Dilafalkan. Disertai gerakan enerjik peserta perkemahan yang berbaris rapi di helipad UMM.
Sampai pada jarum jam menunjukkan pukul 08.15, acara pembukaan pun dimulai, ditandai dengan terompet sangkakala. Para komandan pleton menyiapkan barisannya. Inspektur upacara memasuki lapangan upacara.
Komandan peleton memimpin penghormatan kepada inspektur upacara. Komandan pun melaporkan bahwa perkemahan akbar dalam rangka Muktamar ke-4 Kepanduan Hizbul Wathan siap dilangsungkan.
MC memandu runtutan upacara. Perwakilan dari anggota pandu maju ke depan untuk mengucap undang undang pandu Hizbul Wathan. Diikuti oleh janji setia para peserta.
Salah satu intinya, bahwa pandu Hizbul Wathan itu dapat dipercaya, setia, siap menolong dan lain sebagainya. Tak lama kemudian, kegiatan perkemahan dibuka secara simbolis oleh inspektur upacara dan seluruh jajaran pimpinan HW tingkat pusat dengan melayang sebuah kapak ke kayu yang telah disiapkan sebelumnya.
Nazaruddin Malik selaku inspektur upacara pagi itu berterima kasih kepada seluruh jajaran kepanduan HW yang telah memberikan kepercayaannya kepada UMM untuk menggelar Muktamar ke-4 dan perkemahan akbar.
Dalam sejarahnya, HW telah melahirkan kader utama di persyaratan Muhammadiyah. Kader utama yang mendedikasikan dirinya untuk kemajuan dan kesejahteraan bersama. Menurutnya, kader utama HW harus memiliki kapasitas intelektual, kepemimpinan, dan ketangguhan.
Wakil Rektor UMM itu dalam amanatnya menegaskan berdiaspora adalah ciri utama kader Muhammadiyah. Mereka tidak hanya mengemban amanah intelektual, tapi menjadi kader utama di seluruh bidang kehidupan. Kader persyaratan adalah insan yang menjiwai dan mengamalkan nilai-nilai keislaman dan kemuhammadiyahan dengan sebaik-baiknya.
“Kader-kader Hizbul Wathan diharapkan memiliki daya intelektual, daya kepemimpinan, yang diikuti ketangguhan dan kedisiplinan. Sehingga di masa-masa yang akan datang, seluruh peserta perkemahan akbar ini diharapkan dapat menjadi pemimpin bangsa dan pemimpin Persyaratan yang membanggakan,” ujarnya di hadapan seluruh peserta perkemahan yang berjumlah sekitar 2.000 peserta.
Ia menambahkan, salah satu hal terpenting yang perlu dipegang oleh seorang pandu Hizbul Wathan adalah bagaimana ia memposisikan diri sebagai prajurit yang berani berada di garis terdepan. Memikul tanggung jawab perjuangan dengan penuh disiplin dan prinsip yang teguh. Selain itu, juga perlu diikuti oleh intuisi rohaniah yang kuat, kemampuan intelektual dan kapabilitas menejerial yang membangun.
“Inilah yang perlu kita tunjukkan bersama melalui acara yang akan berlangsung selama tiga hari di Universitas Muhammadiyah Malang,” katanya.