3. Kasus Ketiga
Korban: Wahyu Farhan Nurohman Efendi, 19 tahun
Data itu menyebutkan, kronologi kejadian dalam kasus ini dituturkan berdasarkan saksi mata. Menurut saksi, pengeroyokan terhadap Farhan kali ini terjadi pada Rabu (12/7/2023) lalu sekitar pukul 22.45 di rumah saksi dan korban yang terletak di Jalan Al Mansoriyah Imaroh 4B Flat 2.
Saat itu, mereka tiba-tiba didatangi seseorang yang awalnya menanyakan dengan baik-baik, "ini rumahnya Farhan ya?". Setelah saya mengiyakan, saksi mencoba melebarkan pintu dan terlihat banyak sekali orang yang sudah berdiri di depan rumahnya.
Di saat itu, saksi baru menyadari bahwa Farhan sedang diincar dan ketika saksi sudah membuka cela pintu sudah sangat mustahil baginya untuk mengelak. “Karena posisi rumah kami di lantai satu dan jendela yang tidak cukup kuat membuat saya berpikir cepat kalau malah terjadi pembobolan paksa, sehingga saya coba koperatif dengan mereka untuk dialog di kamar terdekat dengan pintu (sebelah kanan pintu) dan terdekat dari luar dengan harapan suaranya terdengar ke luar juga,” jelas saksi.
Namun, ketika saksi mengajak satu atau dua orang untuk bicara baik-baik, orang-orang yang lain melayangkan pukulan dan tendangan ke Farhan. Di awal kejadian, kata saksi, mungkin pelaku hanya sejumlah 10-15 orang.
“Untuk kisaran waktu 10-15 menit saya berusaha melerai dan menanyakan baik-baik seraya memastikan Farhan aman di belakang tubuh saya (posisi di pojok kamar bagian kiri),” kata saksi.
Walaupun begitu, menurut saksi, Farhan masih banyak sekali terkena pukulan dan tendangan ketika saya lengah ataupun ditarik kesan sini. Namun setelah 10-15 menit awal ini, salah satu anggota rumah itu, yang berasal dari Keluarga Masyarakat Jawa Timur (Gamajatim), Ghifari berteriak minta tolong dan berusaha melapor ke temannya. Di saat itu, saksi menyarankan agar temannya itu tidak ikut campur.
“Saya berteriak ke angota rumah saya itu ‘Nggak usah ikut campur, Gip’, dan ke mereka saya teriaki juga, ‘Jangan sentuh dua anak rumah saya yang tidak tau apa-apa. (Ghifari terkena pukulan 4/5 kali dibagian kepala),” jelas saksi.
Karena fokusnya teralihkan kepada Ghifari yang berteriak, mengakibatkan Farhan menjadi bulan bulanan mereka lagi. Pengeroyokan itu berpindah dari pojok kiri ke pojok kanan kamar. Ketika berusaha masuk ke kamar itu, saksi sudah dihalangi tiga atau empat orang yang berada di pintu kamar.
“Farhan dipukul secara membabi buta di bagian kepala lalu jatuh ke lantai, ditambah ia diinjak-injak memakai sepatu dan lengan kirinya dicecek putung rokok,” kata saksi.
Sekitar pukul 23.00 sampai 10 menit kemudian saksi hanya bisa meringis dan berusaha melerai dari pintu kamar dengan berucap, "Sudahlah, sudah bonyok dia. Mau cari apa lagi. Di saat ini juga gerombolan mereka bertambah kurang lebih 10 orang.”
“Ketika kondisi sudah tidak kondusif, bayangkan kamar kecil kami yang ukurannya kurang lebih 4,5x3 meter dipenuhi kurang lebih 20 orang yang mengeroyok Farhan, saya hanya ingin kejadian itu cepat selesai,” jelas saksi.
Saksi kemudian merangsak masuk menanyakan mau mereka apa, dan ternyata mereka sedang interogasi serta melacak jejak digital antara Farhan dan Yunus. Tapi mulai saat itu, menurut saksi, sudah tidak ada lagi pemukulan maupun kontak fisik lainnya.
“Untuk meyakinkan mereka saya bentak Farhan, ‘Kamu tahu Yunus di mana nggak’. ‘Nggak’. ‘J0awab Jujur’. Farhan jawab lagi ‘Nggak tahu". Di saat itu saya dapat ruang dari mereka (bisa berada di hadapan Farhan) untuk memastikan keadaan Farhan tidak lebih parah lagi,” kata saksi.
Kejadian introgasi berlanjut sampai kurang lebih pukul 23.45. Bahkan, Farhan sempat dipaksa menghubungi Yunus lewat WA untuk menanyakan keberadaanya. Namun, nomor Yunus sudah berada di luar jangkauan, karena sudah menyadari menjadi incaran mereka.
“Ketika meraka sudah tidak mendapatkan apa apa dari Farhan dan sudah melampiaskan amarahnya mereka mulai meninggalkan rumah kami sekitar pukul 00.00,” jelas saksi.