“Tetapi jika kamu siap untuk apapun yang terjadi, yang perlu kamu lakukan hanyalah memikirkan masalah ini setelah kamu menerima agama tersebut,” kata sang ayah.
Saat terpapar Covid-19, ia merasa ini bukan waktu yang tepat untuk mengucapkan syahadat. Namun, dia kemudian bertemu dengan tunangannya, seorang pria Muslim Malaysia yang mengusir kecemasan dari pikirannya.
“Keanehan yang saya rasakan ini mungkin karena saya baru masuk Islam. Saya ingin selalu mengingat perasaan itu sejak saat ini dan seterusnya, selama sisa jalan agama saya," ujar Takao.
Ia menyebut hidup dalam masyarakat Jepang juga bukannya tanpa kesulitan. Ia pun berpikir dapat 'berlari' ke dunia Islam jika mulai merasa beban yang diterima tak tertahankan. Saat ini, ia bahagian karena memiliki dua masyarakat yang terbuka untuknya.
Menurut Tanada Hirofumi dari Universitas Waseda, jumlah Muslim di Jepang lebih dari dua kali lipat dalam 10 tahun terakhir. Pada 2010, statistik menunjukkan jumlah jamaah Muslim di Jepang mencapai 110.000 dan sembilan tahun kemudian jumlahnya meningkat menjadi 230.000 (termasuk sebanyak 50.000 mualaf Jepang).
Sumber:
After Becoming Muslim: Japanese Teacher Shares Inspiring Journey to Islam
