Sabtu 01 Jul 2023 10:34 WIB

Studi: Muslim Jerman Hadapi Diskriminasi dan Kekerasan Setiap Hari

Perempuan Muslim berjilbab harus menghadapi bentuk permusuhan dramatis.

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Ani Nursalikah
Gereja Martha Lutheran di Berlin, Jerman menjadi lokasi sholat Jumat umat Muslim karena keterbatasan ruang di masjid imbas Covid-19, Jumat (22/5).
Foto:

Selain itu, ia mengatakan laporan tersebut menemukan sekitar 40 persen orang di negara itu tidak akan menerima wali kota Muslim. Para ahli mengatakan sikap seperti itu mempengaruhi kehidupan sehari-hari umat Islam di Jerman.

"Itu adalah sesuatu yang kami sebut diskriminasi struktural, di mana Muslim dikecualikan dari pekerjaan dan atau ketika mereka mencari perumahan," lanjut Cheema.

UEM lantas merekomendasikan agar pemerintah membentuk gugus tugas yang berfungsi untuk mengatasi bias terhadap Muslim dan clearing house pusat untuk mengumpulkan pengaduan. Selanjutnya, pelatihan diperlukan di pusat penitipan anak dan sekolah, kantor polisi, kantor pemerintah, serta outlet media dan perusahaan hiburan. Tujuannya melawan citra negatif umat Islam, sementara buku pelajaran dan rencana pelajaran harus dirombak.

Komunitas Muslim Jerman beragam, dengan mayoritas mengaku berasal dari Turki. Muslim lainnya awalnya berimigrasi dari negara-negara Arab seperti Maroko atau Lebanon.

 

Banyak yang pertama kali datang ke Jerman Barat lebih dari 60 tahun yang lalu, ketika mereka direkrut sebagai pekerja tamu, untuk membantu negara maju secara ekonomi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement