Sabtu 01 Jul 2023 10:34 WIB

Studi: Muslim Jerman Hadapi Diskriminasi dan Kekerasan Setiap Hari

Perempuan Muslim berjilbab harus menghadapi bentuk permusuhan dramatis.

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Ani Nursalikah
Gereja Martha Lutheran di Berlin, Jerman menjadi lokasi sholat Jumat umat Muslim karena keterbatasan ruang di masjid imbas Covid-19, Jumat (22/5).
Foto:

Ia pun menyebut penting untuk membuat laporan ini terlihat bagi banyak pihak, serta meningkatkan kesadaran akan kebencian yang masih meluas.

Para ahli lebih lanjut menyampaikan Muslim Jerman tidak hanya terpapar rasisme, tetapi juga stereotip sehari-hari dari taman kanak-kanak hingga usia tua. Bahkan, Muslim kelahiran Jerman secara luas dipandang sebagai hal yang asing dan Islam dianggap sebagai agama terbelakang.

Menurut laporan itu, perempuan Muslim yang mengenakan jilbab disebut harus menghadapi bentuk permusuhan yang sangat dramatis. Dalam analisis budaya populer, laporan itu menemukan hampir 90 persen film yang ditonton panel menampilkan pandangan negatif terhadap Muslim. Sering kali mereka dikaitkan dengan serangan teror, perang, serta penindasan terhadap perempuan.

Mantan menteri dalam negeri Horst Seehofer meluncurkan komisi itu pada 2020, setelah seorang sayap kanan Jerman membunuh 10 orang dan melukai lima lainnya dalam aksi penembakan anti-Muslim di pusat kota Hanau.

Serangan itu mengejutkan negara dan mendorong kelompok hak asasi membunyikan peringatan tentang sentimen Islamofobia di Jerman. Saba-Nur Cheema, salah satu dari 12 ahli di panel itu, mengatakan laporan tersebut juga mengungkapkan rincian tentang prasangka terhadap Muslim yang disebutnya anonim dan halus.

"(Menurut laporan) hampir separuh penduduk di Jerman percaya Islam bukan milik Jerman, atau sepertiga penduduk merasa asing (di Jerman) karena Muslim yang tinggal di sini,” kata dia.

40 persen orang Jerman tidak menerima wali kota Muslim...

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement