Selasa 20 Jun 2023 22:25 WIB

Penerima Beasiswa Cendekia BAZNAS akan Dibekali Soft Skill Hingga Entrepreneur

Baznas akan fasilitas penerima beasiswa dengan berbagai macam forum/pertemuan

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) RI meluncurkan Beasiswa Cendekia Baznas 2023. Beasiswa Cendekia BAZNAS 2023 akan mendapat pendampingan selama menempuh pendidikan di perguruan tinggi.
Foto: Dok. Baznas
Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) RI meluncurkan Beasiswa Cendekia Baznas 2023. Beasiswa Cendekia BAZNAS 2023 akan mendapat pendampingan selama menempuh pendidikan di perguruan tinggi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pimpinan Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) RI Bidang Pendistribusian dan Pendayagunaan, Saidah Sakwan MA menjelaskan, penerima Beasiswa Cendekia BAZNAS 2023 akan mendapat pendampingan selama menempuh pendidikan di perguruan tinggi.

Pendampingan ini bertujuan untuk membekali mereka dengan beberapa keterampilan. Mulai dari soft skill, social skill hingga kemampuan entrepreneur

Sekali dalam tiga bulan, BAZNAS juga akan memfasilitasi mereka dengan mengadakan berbagai macam forum atau pertemuan.

"Setiap tiga bulan sekali, ada forum-forum untuk pendampingan dan kita juga fasilitasi dengan forum-forum pemberdayaan. Juga forum komunikasi yang lebih luas untuk membangun jaringan. Ini kita fasilitasi," tuturnya di sela-sela agenda Silaturahmi Nasional Kampus Mitra Beasiswa BAZNAS dan Peluncuran Beasiswa Cendekia BAZNAS 2023, di Jakarta, Selasa (20/6/2023).

Dengan demikian, Saidah melanjutkan, para penerima beasiswa itu nantinya bukan hanya mendapatkan kemampuan intelektual, melainkan juga memperoleh kemampuan sosial dan jaringan.

"Karena di sinilah kunci mereka menjadi pemenang. Menjadi winner. Kami ingin menciptakan champion-champion, meski anak-anaknya dari kampung yang jauh, tetapi kita bisa menjadikan mimpi mereka menjadi kenyataan," ujarnya.

Saidah kemudian mencontohkan salah satu penerima beasiswa BAZNAS asal Sumatra Utara, Nadim. Dia kuliah di Universitas Indonesia pada Fakultas Hukum dan kini telah lulus tepat selama 4 tahun.

"Anaknya pintar tapi anaknya mustahik. Diterima di Fakultas Hukum UI dan lulus pas 4 tahun. Setelah itu diterima sebagai ASN Kementerian Luar Negeri. Dan dia ternyata bukan hanya jadi ASN tapi juga masuk listing calon diplomat," jelasnya.

Kemudian, jelas Saidah, Nadim mengembalikan kartu mustahiknya dan menggantinya dengan kartu Nomor Pokok Wajib Zakat (NPWZ) karena gaji yang diperolehnya sudah mencukupi. "Ini bukti bahwa dana zakat itu bisa menjadi batu loncatan naik kelas dari mustahik menjadi muzakki yang terukur dan akseleratif," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement