Jumat 09 Jun 2023 20:25 WIB

Muhammadiyah Juga Rangkul Mahasiswa Non-Muslim, Sampai UMK Kupang Ada Pelesetannya

Kampus-kampus Muhammadiyah juga banyak tampung non-Muslim.

Rep: Mabruroh/ Red: Nashih Nashrullah
Logo Muhammadiyah. Kampus-kampus Muhammadiyah juga banyak tampung non-Muslim
Foto:

Kemudian pada saat pelajaran rohani, siswa Muslim akan mendapatkan bimbingan rohani Islam sedangkan siswa non-Muslim akan mendapatkan bimbingan rohani Katolik. “Jadi untuk non-Muslim difasilitasi oleh sekolah kami, ada pembimbingnya dari tokoh-tokoh kristiani di sana,” kata Fajar.

Kemudian untuk kegiatan ekstrakurikuler lainnya yang non-keagamaan, semua siswa Muslim maupun non-Muslim bebas untuk memilih dan tidak ada perbedaan.

Selain di SMA Muhammadiyah ENDE di Flores NTT, ada juga SMP Muhammadiyah SERUI dan SMK Muhammadiyah di Yapen, Papua. Perbedaannya kata dia, di Yapen ini para siswa non-Muslim tetap diwajibkan untuk mengikuti pendidikan Al-Islam, Kemuhammadiyahan, dan Bahasa Arab pada saat pelajaran muatan lokal.

“Alasannya apa? ketika siswa non-Muslim ini masuk ke sekolah Muhammadiyah mereka sudah tahu konsekuensinya masuk ke sekolah Muhammadiyah, jadi mereka menerima itu secara suka rela, jadi ini berbeda antara kebijakan di ENDE dan di Papua,” terang Fajar.

Kemudian di Puttusibau Kalimantan Barat, SMA Muhammadiyah di sana menerima siswa non-Muslim dan mereka pun mengikuti pendidikan Al-Islam, kemuhammadiyahan dan Bahasa Arab. Termasuk siswi non-Muslim diwajibkan untuk mengenakan pakaian panjang dan berjilbab, alasannya, karena siswa-siswi Muslim yang bersekolah di sekolah milik yayasan Kristen pun diwajibkan mengikuti ajaran mereka.

“Kalau yang di ENDE dan Papua tidak diwajibkan, kalau di Puttusibau diwajibkan, kenapa? Setelah kami pelajari ternyata kan populasi Melayu Muslim dan dayak kristen itu relatif berimbang, oleh karena itu sekolah Muhammadiyah di sana itu merasa ya ini kita bisa mewajibkan siswa non-Muslim ikut kebijakan kita, karena pada saat yang sama juga ada SMA katolik di sana yang mewajibkan siswa muslimnya ikut pendidikan agama kristennya,” terang Fajar.

Baca juga: Masuk Islam, Zilla Fatu Putra Umaga Pegulat WWE Ini Beberkan Alasannya yang Mengejutkan

 

Dari perbedaan kebijakan itu, Alhamdulillah kata dia, para siswa maupun masyarakat sekitar saling menerima dan tidak ada penolakan. Karena bagaimanapun ujarnya, mereka sadar di mana anak-anak itu bersekolah, maka tentu harus mematuhi dan mengikuti aturan di sekolah tersebut.

Diluar dari tiga daerah itu, kata Fajar, masih banyak sekolah-sekolah dan kampus-kampus Muhammadiyah yang juga menerima siswa maupun mahasiswa non-Muslim. Misalnya Universitas Muhammadiyah Jayapura, itu mayoritas orang Papua non-Muslim yang berkuliah di sana, kemudian ada Universitas Muhammadiyah pendidikan Sorong (Unimuda Sorong) juga banyak mahasiswa non-Muslim, termasuk yang menarik di Universitas Muhammadiyah Kupang (UMK) di NTT yang juga mayoritas Kristen.

 

“Orang bilang UMK itu pelesetan dari Universitas Muhammadiyah Kristen karena memang mayoritas siswa di kupang itu Kristen,” kata Fajar sambil tertawa.   

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement