REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Orang-orang yang diberikan umur panjang, tetapi terus-menerus bermaksiat kepada Allah SWT sejatinya mereka adalah orang-orang yang paling merugi. Kelak ketika di akhirat mereka akan menyesal karena tak dapat memanfaatkan umur panjang yang telah diberikan Allah SWT.
Umur umat Nabi Muhammad SAW rata-rata hingga 60 tahunan mengikuti Rasulullah SAW yang wafat pada umur 63 tahun. Maka apabila ada orang yang diberi usia yang panjang hingga lebih dari enam puluh tahun, bersyukurlah, sebab Allah SWT memberikan kesempatan untuk bertaubat dan meraih lebih banyak pahala dari amal kebaikan.
Seorang apabila telah menapaki usia empat puluh tahun, lebih giatlah dalam beribadah kepada Allah SWT. Sebab di usianya itu masih banyak kebaikan yang dapat dilakukan. Dan penyesalan bagi orang-orang yang telah mencapai usia 60 tahun, tapi sedikit sekali amal ibadahnya atau justru banyak melupakan Allah. Maka baginya kecelakaan. Bila tidak juga bertaubat hingga ajal menjemputnya, dia akan menemukan kesengsaraan abadi di akhirat. Tidak ada satu pun yang dapat menolongnya.
Dalam kitab at Tadzkirah karya Imam Qurthubi disebutkan bahwa malaikat maut senantiasa menyeru pada manusia untuk mengingat umurnya masing-masing. Sebab bertambahnya umur adalah tanda semakin dekatnya kepada ajal.
فما من يوم تطلع فيه شمس ولا تغرب إلا وملك الموت ينادي: يا أبناء الأربعين هذا وقت أخذ الزاد أذهانكم حاضرة ، وأعضاؤكم قوية شداد، يا أبناء الخمسين قد دنا الأخذ والحصاد، يا أبناء الستين نسيتم العقاب وغفلتم عن رد الجواب فما لكم من نصير.
Selama matahari terbit dan terbenam, malaikat maut selalu berseru: "Wahai orang-orang yang berumur empat puluh tahun, ini saatnya bagi kalian untuk mengumpulkan bekal sebanyak-banyaknya, karena pikiran serta kekuatanmu masih kuat. Wahai orang-orang yang telah berumur lima puluh tahun, waktu menuai telah dekat. Wahai orang-orang yang berumur enam puluh tahun, engkau telah lupa dengan siksaan dan tidak mengindahkan panggilan, maka tidak seorang pun yang akan menjadi penolongmu.