Jumat 28 Apr 2023 19:12 WIB

Yahudi Radikal Serang Situs Kristen Armenia di Yerusalem Timur

Sejak awal 2023, beberapa situs Kristen dirusak oleh ekstremis nasionalis Yahudi.

Rep: Muhyiddin/ Red: Ani Nursalikah
Pendeta Kristen Ortodoks di Gereja Makam Suci, tempat di mana orang Kristen percaya Yesus Kristus disalibkan, dikuburkan dan dibangkitkan, di Yerusalem.
Foto: AP/Oded Balilty
Pendeta Kristen Ortodoks di Gereja Makam Suci, tempat di mana orang Kristen percaya Yesus Kristus disalibkan, dikuburkan dan dibangkitkan, di Yerusalem.

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Dua orang dilaporkan melakukan penyerangan terhadap situs Kristen di kawasan Armenia di Kota Tua Yerusalem, Senin malam (24/4/2023). Tindakan yang tertangkap kamera dan diedarkan secara online tersebut menunjukkan seorang pria mendekati gerbang Patriarkat Armenia dan kemudian menendangnya hingga terbuka.  

Pada saat yang sama, pria lain meludahinya sebelum keduanya pergi. Sesaat kemudian, seorang pria, tampaknya seorang penjaga, muncul dari Patriarkat untuk memeriksa kejadian tersebut.

Baca Juga

Dilansir dari New Arab, serangan terhadap properti Kristen dan pelecehan terhadap pendeta Kristen sudah sering terjadi di Yerusalem Timur yang diduduki.  Koordinator Forum Orang Kristen Tanah Suci, Wadie Abu Nassar mengatakan, insiden terhadap Patriarkat Armenia tersebut dilakukan oleh Yahudi radikal.

Sejak awal 2023, beberapa situs Kristen telah dirusak oleh ekstremis nasionalis Yahudi. Pada Januari lalu, dua pemukim Yahudi merusak pemakaman Kristen di dekat Gerbang Jaffa di luar Kota Tua Yerusalem. Kemudian pada Februari, seorang turis Yahudi-Amerika menghancurkan sebuah patung di sebuah Gereja Katolik di dalam Kota Tua dekat Bab al-Asbat (Gerbang Singa).

Bulan lalu, Patriarkat Yerusalem dari Gereja Ortodoks Yunani telah mengeluarkan seruan untuk perlindungan internasional setelah jamaah diserang oleh tersangka fundamentalis Yahudi di dalam Gereja Makam Perawan Maria.

"Serangan teroris, oleh kelompok radikal Israel, menargetkan gereja, kuburan, dan properti Kristen, selain pelecehan fisik dan verbal terhadap pendeta Kristen, telah menjadi kejadian hampir setiap hari," kata Patriarkat Yerusalem dalam sebuah pernyataan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement