Jumat 21 Apr 2023 18:32 WIB

Khutbah Idul Fitri Prof KH Asrorun Niam: 3 Buah Ramadhan dan Jalan Menuju Takwa

Idul Fitri adalah momentum meneruskan kebaikan selama Ramadhan

Suasana sholat Idul Fitri (ilustrasi). Idul Fitri adalah momentum meneruskan kebaikan selama Ramadhan
Foto:

Allahu Akbar 3x, Hadirin, Jamaah Sholat Id, rahimakumullah

Mewujudkan Maslahat 

Ketiga atau terakhir, Puasa yang kita lakukan, semata untuk kepentingan kemaslahatan kita sebagai umatnya. Kemaslahatan individu, puasa akan mendatangkan kesehatan, baik fisik maupun mental. Melalui puasa kita diajarkan untuk disiplin mengonsumsi makanan, dan menjaga pola hidup dan pola makan yang seimbang. 

Berdasarkan hasil riset yang disampaikan Kementerian Kesehatan RI 2019 lalu, pola makan yang buruk menjadi salah satu dari lima penyebab kematian tertinggi. Puasa melatih kita untuk menyeimbangkan pola makan. Waktu sahur sebelum melaksanakan puasa.

Setelah itu berbuka dalam waktu yang ditentukan. Puasa akan menyebabkan kondisi fisik sehat. Hal ini dikonfirmasi oleh banyak riset akademik, di antaranya dijelaskan Kementerian Kesehatan RI, puasa berfungsi sebagai detoksifikasi.

Puasa merupakan momen untuk tubuh kita melakukan proses detoksifikasi atau pembuangan racun serta zat yang tidak dibutuhkan oleh tubuh, dan sel-sel dalam organ tubuh secara otomatis melakukan proses regenerasi dengan baik. Selain itu, berpuasa juga memperkuat sistem kekebalan tubuh.

Rasulullah SAW mengingatkan bahwa perut yang tidak terkontrol seringkali menjadi penyebab penyakit, karenanya beliau mengingatkan untuk menjaga konsumsi dengan pola yang baik, sebagaimana sabdanya:

مَا مَلَأَ آدَمِيٌّ وِعَاءً شَرًّا مِنْ بَطْنٍ بِحَسْبِ ابْنِ آدَمَ أُكُلَاتٌ يُقِمْنَ صُلْبَهُ فَإِنْ كَانَ لَا مَحَالَةَ فَثُلُثٌ لِطَعَامِهِ وَثُلُثٌ لِشَرَابِهِ وَثُلُثٌ لِنَفَسِهِ 

“Tidaklah Bani Adam memenuhi tempat yang lebih jelek dari pada memenuhi perutnya. Cukup Bani Adam mengkonsumsi yang dapat menegakkan tulangnya. Kalau memang menjadi suatu keharusan, maka sepertiga untuk makannya, sepertiga untuk minumannya dan sepertiga untuk nafasnya.” (HR At-Tirmizi).

Jangan sampai ketika usai puasa, pembiasaan yang baik tersebut akan sirna. Kebiasaan selama Ramadhan yang mampu menjaga ritme dan pola makan harus menjadi bagian dari gaya hidup dalam keseharian kita.

Idul Fitri hari ini, dengan semangat kebahagiaan dan komitmen berbagi, jangan sampai melenakan kita dari tindakan berlebih-lebihan dan bermewah-mewahan. Allah Ta’la berfirman:

 وَكُلُوا وَاشْرَبُوا وَلا تُسْرِفُوا إِنَّهُ لا يُحِبُّ الْمُسْرِفِينَ

“Makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.” (QS Al A’raf ayat 31)

Secara sosial, puasa mengajarkan pada kita relasi empatik; hubungan baik dengan sanak kerabat, saudara, handataulan, dan tetangga. Idul Fitri pada Syawal ini menjadi ajang silaturahmi, meneguhkan hubungan kekerabatan.

Salah satu instrumen yang sangat penting dalam hubungan antarsesama manusia (hablum minannas) adalah silaturahim. 

"مَن أحبَّ أنْ يُبْسَطَ لَهُ فِيْ رِزْقِهِ، ويُنسَأَ لَهُ فِي أَثَرِهِ، فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ"   (متفق عليه)

 Dari Anas RA, dia berkata, "Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa yang ingin rezekinya diperluas dan umurnya ditambah, maka hendaklah ia silaturrahim (menyambung tali kekerabatan).” (Muttafaq alaih).

Hakikat silaturrahim adalah upaya menyambung tali kekerabatan. Bukan merupakan bentuk silaturahim jika hanya membalas kunjungan sanak kerabat, atau berkunjung pada handai taulan yang sudah akrab dengan kita. Sabda baginda Rasulullah SAW:

“ليس الواصل بالمكافئ ، ولكن الواصل الذي إذا قطعت رحمه وصلها”. رواه البخاري

“Bukan termasuk orang yang bersilaturahmi dengan kunjungan balasan, orang yang bersilaturrahmi adalah yang apabila diputus silaturrahmi dia menyambungkannya.” (HR Al-Bukhari).

Menyambung tali persaudaraan baru bermakna jika kita memperdekat saudara yang jauh, meski harus berpeluh, berkorban tenaga dan biaya untuk sekedar berjumpa dan bertatap muka. Sabda Nabi Muhammad SAW:

صل من قطعك وأحسن إلى من أساء إليك وقل الحق ولو على نفسك

“Sambung tali silaturahim terhadap orang yang memutuskannya, berbuat baiklah terhadap orang yang telah berbuat jahat kepadamu dan berkatalah benar sekalipun akan mengenai dirimu.”

Berat memang, jika kita tidak memiliki mental untuk berjuang dan menaklukkan ego kita; namun beratnya silaturahim seimbang dengan posisi agungnya. Bahkan Nabi SAW menegaskan bahwa silaturrahmi adalah bagian dari keimanan kita. 

Allahu Akbar 3x, Hadirin Kaum Muslimin, rahimakumullah

Di akhir khutbah ini, perlu kita sejenak merefleksikan diri, sudahkah kita siap untuk mengambil manfaat ibadah puasa Ramadhan dan mengimplemntasikannya dalam kehidupan keseharian.

Dorongan dan motivasi keimanan dalam setiap aktifitas keseharian kita? Dengan motivasi iman, seluruh aktivitas kita berdimensi ibadah. Keimanan melahirkan optimisme dan optimisme akan melahirkan kebahagiaan hakiki. 

Kedua, adakah mekanisme preventif dalam diri kita?. Sungguhpun nafsu terus mengajak kepada keburukan, tetapi puasa mampu menundukkan dan mengarahkan, sehingga kita tidak terjerumus pada dosa dan kemaksiatan, dan karenanya kita terhindar dari api neraka.

Mulut kita terjaga dari perkataan kasar, perut kita terlindungi dari konsumsi yang berlebihan dan membahayakan kesehatan, bawah perut kita terhindar dari pelampiasan nafsu syahwat yang dihamkan.

Terakhir, sudahkah puasa mendatangkan kemaslahatan? Bagi pribadi kita, puasa akan menyehatkan tubuh kita, meringankan hati untuk memberi maaf kepada sesama, dan memperbaiki relasi sosial kita. Semoga kita termasuk orang-orang yang muttaqin... 

 بَارَكَ اللهَ لِي وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ  وَ جَعَلَنَا اللهُ  مِنَ الْعَائِدِيْنَ وَالْفَائِزِيْنَ ، وَقُلْ رَبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَأَنْتَ خَيْرُ الرَّاحِمِيْنَ.

Khutbah Kedua

الله أكبر الله أكبر الله أكبر -- الله أكبر الله أكبر الله أكبر - الله أكبر كَبِيْرًا وَالحَمْدُ لِلّهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلاً لاَ إِلَهَ إِلاّاَلله الله أكبر

الحَمْدُ لِله الَّذِيْ أَحَلَّنَا هَذَا الْيَوْمَ الطَّعَامَ وَحَرَّمَ عَلَيْنَا فِيْهِ الصِّيَامَ، أَشْهَدُ أَنْ لَا ِإلَهَ إِلاَّ اللهَ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَ رَسُوْلُهُ، سَيّدُ الأَنَامْ.

والصَّلاَةُ وَالسَّلَامُ عَلَى سَيِّدِنَا وَحَبِيْبِنَا وَمَوْلَانَا مُحَمّدٍ نَبِيِّ الْعَرَبِ وَاْلعَجَمِ وَعَلَى ألِهِ وَأَصْحَابِهِ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامِ، 

أما بعد؛  فيَا عِبَادَ الله اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ، وَاعْلَمُوْا أَنَّ يَوْمَكُمْ هَذَا يَوْمٌ عَظِيْمٌ، فَأَكْثِرُوا مِنَ الصَّلاَةِ عَلَى النَّبِيِّ الْكَرِيْمِ، وقال تعالى: إِنَّ اللهَ وَمَلَآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيْ يَآأَيُّهاَالَّذِيْنَ آمَنُوْآ صَلُّوْآ عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا "

اللهم صل على سيد المرسلين وعلى أله وأصحابه والتابعين و تابعي التابعين و تابعيهم بإحسان إلى يوم الدين وارحمنا معهم برحمتك يا أرحم الراحمين

اللهم اغفر للمسلمين و المسلمات و المؤمنين و المؤمنات الأحياء منهم و الأموات إنك سميع قريب مجيب الدعوات يا قاضي الحاجات 

تَحَصَّنَّا بِذي الْعِزَّةِ وَالْجَبَرُوْتِ وَاعْتَصَمْنَا بِرَبِّ الْمَلَكُوْتِ وَتَوَكَّلْنَا عَلىَ الْحَيِّ الَّذِي لَا يَمُوْتُ ,اللهُمَّ اصْرِفْ عَنَّا هَذَا الْوَبَاءَ بِلُطْفِكَ ياَلطِيْفُ يَاخَبِيْرُإِنَّكَ عَلى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ

رَبَّناَ اغْفِرْ لَناَ وَلِإِخْوَانِناَ الَّذِيْنَ سَبَقُوْناَ بِالإِيمْاَنِ وَلاَ تَجْعَلْ فِيْ قُلُوْبِناَ غِلاًّ لِلَّذِيْنَ آمَنُوْا رَبَّناَ اِنَّكَ رَؤُوفٌ رَحِيْمٌ. رَبَّناَ آتِناَ فِيْ الدُّنْياَ حَسَنَةً وَفِيْ الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِناَ عَذَابَ النَّارِ  وَالحَمْدُ لِلّهِ رَبِّ العاَلمَيِنَ

 

و السلام عليكم و رحمة الله و بركاته      

 

* Prof KH Asrorun Niam Sholeh, Ketua MUI Bidang Fatwa dan Pengasuh Pesantren An-Nahdlah, Depok Jawa Barat.  

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement