Senin 10 Apr 2023 04:21 WIB

Wagub Riau Sebut Film Buya Hamka Sangat Inspiratif

Buya Hamka memperlihatkan kehidupan tokoh pejuang.

Rep: Febrian Fachri/ Red: Muhammad Hafil
Wagub Riau Sebut Film Buya Hamka Sangat Inspiratif. Foto: Teaser poster film biografi Buya Hamka.
Foto: Dok Falcon Pictures/Starvision
Wagub Riau Sebut Film Buya Hamka Sangat Inspiratif. Foto: Teaser poster film biografi Buya Hamka.

REPUBLIKA.CO.ID,PEKANBARU--Wakil Gubernur Riau (Wagubri), Brigjen TNI (purn) Edy Natar Nasution, ikut nonton bareng (Nobar) Gala Premiere Film Buya Hamka di Gedung XXI Mall SKA Pekanbaru, Ahad (9/4/2023) Sore.

Edy menyebut film Buya Hamka memperlihatkan kehidupan tokoh pejuang yang luar biasa. Menurut Edy banyak konten inspiratif dari seorang Buya Hamka yang digambarkan melalui film ini.

Baca Juga

"Saya melihat bahwa ini adalah gambaran kehidupan bahwa seorang Buya Hamka Menjadi seorang tokoh pejuang di Muhammadiyah yang memiliki ketabahan yang luar biasa," kata Edy.

Perjuangan Buya Hamka mempertahankan agama, menurut Edy menjadi hal yang patut dicontoh oleh generasi penerus.

Edy menilai kalau Film Buya Hamka menjadi tayangan yang layak ditonton untuk generasi islam di Indonesia, khususnya di Riau.

Diketahui Film Buya Hamka adalah sebuah film biografi yang mengangkat kisah nyata perjalanan seorang tokoh inspiratif Indonesia bernama Buya Hamka.

Buya Hamka yang memiliki nama panjang Haji Abdul Malik Karim Amrullah adalah sosok wartawan, penulis, pengajar, sekaligus politikus.

Beliau juga dikenal sebagai ketua pertama Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan tokoh Muhammadiyah yang mendapatkan gelar Pahlawan Nasional.

Film Buya Hamka ini akan terbagi dalam tiga volume yang berdurasi total selama tujuh jam. Film ini fokus menceritakan kehidupan sosok Buya Hamka dari kecil hingga dewasa.

Pada volume pertama, film ini mengisahkan periode ketika Hamka menjadi pengurus Muhammadiyah di Makassar dan berhasil memajukan organisasi tersebut.

Setelah keberhasilan tersebut, Buya Hamka diangkat menjadi pemimpin redaksi majalah pedoman masyarakat sehingga membuat ia dan keluarganya harus pindah ke Medan.

Namun, pengangkatannya sebagai pemimpin tersebut membuat ia mulai berbenturan dengan kepentingan Jepang, hingga membuat medianya harus ditutup karena dianggap berbahaya.

Kehidupan keluarganya juga terguncang ketika salah satu anak mereka meninggal dunia. Selain itu, usahanya mendekati Jepang membuatnya dianggap penjilat dan dimusuhi sehingga ia pun diminta diminta mengundurkan diri dari jabatanya sebagai pengurus Muhammadiyah.

 

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement