REPUBLIKA.CO.ID, TUNIS— Duta Besar Republik Indonesia untuk Tunisia, Zuhairi Misrawi melakukan blusukan ke kediaman Halimah Halimi Tajudin, WNI asal Purwakarta, yang berada di Jandouba, Tunisia Senin (3/4/2023).
Kegiatan ini merupakan bagian dari program perlindungan WNI Kedutaan Besar Republik Indonesia di Tunisia.
Dubes Zuhairi menyampaikan, bahwa selama setahun ini, dia sudah berhasil blusukan ke seluruh WNI di Tunisia, menyapa dan memastikan kondisi mereka dalam keadaan baik.
"Sejak tiba di Tunisia, saya langsung melakukan blusukan ke seluruh WNI yang berdomisili di seantero Tunisia, yang totalnya sekitar 250 orang. Saya ingin melihat langsung kondisi WNI, sekaligus menyapa dan mendengarkan aspirasi mereka. Alhamdulillah, secara umum kondisi WNI di Tunisia dalam keadaan baik. Mereka umumnya sangat senang jika dikunjungi Duta Besar," ujar Dubes RI kader PDI Perjuangan ini.
Dubes Zuhairi Misrawi juga menegaskan, bahwa negara dan pemerintah sejatinya hadir memastikan WNI kita mendapatkan perlindungan yang semestinya.
"Saya ingin agar negara dan pemerintah benar-benar hadir, memberikan penjelasan tentang komitmen KBRI Tunis dalam memberikan perlindungan dan membantu WNI yang berada di seantero Tunisia. Melalui komunikasi yang aktif dan efektif, maka blusukan dapat menumbuhkan rasa cinta Tanah Air, khususnya bagi anak-anak mereka," kata dia.
Sebelumnya, Kedutaan Besar Republik Indonesia untuk Tunisia menggelar Pelatihan Academic Mindset: Jalan Menjadi Cendekiawan Muslim, yang dipandu langsung Dubes Zuhairi di Ruang Pancasila, KBRI Tunis pada 30 Maret 2023 lalu.
Kegiatan ini diikuti mahasiswa Indonesia, yang kuliah di Universitas Zaitunah, Tunisia. Kegiatan tersebut juga dalam rangka mengenalkan historisitas hubungan diplomasi Indonesia-Tunisia dan KBRI Tunis sepanjang lintasan sejarah, termasuk pada home staff dan local staff yang bertugas untuk melakukan diplomasi, meningkatkan volume perdagangan, dan melindungi WNI di Tunisia.
Dubes Zuhairi menyampaikan, bahwa menjadi mahasiswa pada hakikatnya menjadi sosok yang mempunyai karakter cendekiawan dengan pemikiran akademis yang kokoh.
"Seorang mahasiswa harus berfikir metodologis, rasional, argumentatif, reflektif, dan kreatif. Hal tersebut dapat dicapai dengan cara menumbuhkan budaya baca, budaya menulis, dan berpikir reflektif. Dari Tunisia ini, saya bermimpi agar di masa mendatang, lahir para cendekiawan Muslim yang moderat, dan berjuang dalam mengukuhkan toleransi dan moderasi beragama," kata alumni Universitas Al-Azhar Mesir ini.
Dia mengatakan, Tunisia merupakan negeri yang mempunyai sejarah dan ulama yang dapat dijadikan inspirasi untuk membangun pemahaman yang kokoh tentang moderasi beragama.
Baca juga: Pujian Rakyat Negara Arab untuk Indonesia Terkait Piala Dunia U-20, Terhormat!
"Di Tunisia lahir sosok Ibnu Khaldun dan 'Allamah Muhammad Thahir bin 'Asyur, yang dapat dijadikan sebagai sumber inspirasi untuk mengukuhkan pemikiran keislaman moderat dan toleran. Syaratnya cuman banyak membaca karya-karya ulama Tunisia sebagai bekal untuk menginspirasi Indonesia. Hal tersebut akan bisa dilakukan jika kemudian ditulis dan disebarluaskan di Tanah Air. Saya optimis, budaya membaca dan budaya menulis yang konsisten akan membentuk kecendekiaan para mahasiswa Indonesia di Tunisia," ujar dia.
Harlah PPI
Sementar itu, pada 24 Maret 2023 lalu, Dubes juga menghadiri Hari Lahir Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) Tunisia yang digelar di Auditorium Ibnu Khaldun, Universitas Zaitunah, Tunis.
Baca juga: Pujian Rakyat Negara Arab untuk Indonesia Terkait Piala Dunia U-20, Terhormat!
Zuhairi menyampaikan orasi tentang pentingnya membangun karakter mahasiswa Indonesia di Tunisia, yang mampu melahirkan kader-kader mumpuni di masa mendatang.
"Sejak tiba di Tunis, saya terus memotivasi agar dari bumi Tunisia ini lahir para ulama, cendekiawan, dan pemimpin di masa depan. Sebab itu, diperlukan sebuah budaya dan tradisi baru yang memungkinkan visi besar itu terwujud. Saya meminta PPI Tunisia dapat merumuskan kembali semacam 'kontrak sosial' yang dapat menjadi kesepakatan bersama perihal karakter utama para mahasiswa Indonesia yang sedang belajar di Tunisia,” ujar dia.
Zuhairi mengusulkan beberapa gagasan yang dapat dijadikan sebagai karakter utama mahasiswa Indonesia di Tunisia. Di antaranya menguasai bahasa Arab dengan baik dan benar, punya wawasan kebangsaan dan kemanusiaan, menguasai keilmuan Alquran, menguasai maqashid al-Syariah, serta punya jiwa kepemimpinan yang merakyat.
“Semua itu harus menjadi pijakan PPI Tunisia. KBRI Tunis dan saya sebagai Duta Besar akan memberikan dukungan penuh, agar dari bumi para wali ini, lahir para ulama, cendekiawan, dan pemimpin yang akan melanggengkan kemajuan Indonesia," tutur dia.