REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Gubernur Sumatra Barat Mahyeldi mengajak masyarakat memanfaatkan momentum Ramadhan untuk lebih peduli terhadap perilaku generasi muda terutama kalangan pelajar agar tidak terjerumus pada tindakan yang merugikan diri sendiri dan orang lain, apalagi terlibat kasus pidana.
"Masa depan generasi muda adalah tanggung jawab kita bersama. Mari tingkatkan kepedulian terhadap perilaku para generasi muda di lingkungan masing-masing," katanya di Padang, Ahad (31/3/2023).
Ia menilai, akhir-akhir ini angka kenakalan remaja seperti tawuran dan penganiayaan semakin meningkat di beberapa daerah di Sumbar. Ia mengatakan untuk mengatasi permasalahan tersebut tidak bisa hanya mengandalkan peran dari pemerintah dan aparat penegak hukum, peran masyarakat sebagai lingkungan sosial juga sangat dibutuhkan.
Dari segi pemerintah, katanya, Pemprov Sumbar telah menggagas beberapa program sebagai upaya untuk menekan angka kenakalan remaja terutama ditingkat SMA/SMK, salah satu program tersebut dinamai Wirid Gabungan. Program Wirid Gabungan tersebut telah dimulai semenjak 2022.
Dilaksanakan secara serentak oleh siswa SMA/SMK se Sumatra Barat. Wirid tersebut akan terus digelar dua kali sebulan setiap Sabtu malam pada Ahad kedua dan keempat yang dimulai dari Maghrib hingga Isya dengan konsep mengadopsi Pesantren Ramadhan yang selama ini telah dilaksanakan di berbagai daerah di Sumbar.
"Konsep Pesantren Ramadhan tersebut kita perluas, kalau biasanya hanya pada bulan Ramadhan, sekarang dilakukan sepanjang tahun, dengan harapan nantinya bisa menekan angka kenakalan remaja," kata Mahyeldi.
Materi yang diberikan tidak hanya tentang agama dengan metode ceramah, tetapi juga materi lain yang berkaitan dengan remaja bahkan tentang adat dan budaya hal tersebut sesuai dengan program unggulan Pemprov Sumbar yang telah tertuang dalam RPJMD 2021-2026 yaitu Sumbar Cerdas, Religius dan Berbudaya.
Sebelumnya Sekretaris Umum Lembaga Kerapatan Adat Alam Minangkabau (LKAAM) Sumbar, Jasman Rizal Dt. Bandaro Bendang menyebut makin berkurangnya peran ninik mamak karena berbagai faktor membuat pengawasan terhadap generasi muda yang merupakan anak dan kemenakan dari mamak juga mengendor.
Ia menyebut kondisi itu telah menjadi salah satu isu utama yang tengah dibenahi oleh LKAAM Sumbar."Kita carikan solusi bagaimana peran ninik mamak ini kembali kuat dan bisa mengawasi anak kemenakan sehingga tidak terjerumus pada perilaku menyimpang," ujarnya.