Rabu 15 Feb 2023 12:42 WIB

Jawa Barat Cerdaskan Santri dengan Program Kejar Tabayun

Kejar Tabbayun mencerdaskan santri dari dunia media sosial.

Ilustrasi santri beraktivitas.
Foto: ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman
Ilustrasi santri beraktivitas.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat membekali para santri di pesantren dengan Program Keliling Jabar Belajar Literasi Baik Asyik dan Funatau Kejar Tabbayun, sebagai upaya mencerdaskan santri dari dunia media sosial.

Kegiatan Kejar Tabbayun mencerdaskan santri dari dunia media sosial. Ada manfaat luar biasa menyangkut pendidikan, ekonomi, dan komunikasi. "Tapi kadang ada mudaratnya, medsos dijadikan alat buli, hoaks, itu kemudaratan bagi orang, kelompok, bahkan negara," kata Wakil Gubernur (Wagub) Jawa Barat (Jabar) Uu Ruzhanul Ulum, beberapa hari lalu.

Ditemui seusai memberikan sambutan kunci pada acara Kejar Tabbayundi Pesantren Muhammadiyah Darul Arqam, Kecamatan Sawangan, Kota Depok, Wagub Uu Ruzhanul, mengatakan pada dasar populasi telepon (ponsel) pintar didominasi kalangan muda, karena itu diarahkanagar dapat memanfaatkan kemajuan teknologi digital sebaik-baiknya.

Kegiatan diseminasi tersebut digelar oleh Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jabar dan Jabar Saber Hoaks (JSH)juga sebagai komitmen implementasi Perda Provinsi Jabar Nomor 1 Tahun 2021 tentang Fasilitasi Penyelenggaraan Pesantren.

Pada kesempatan tersebut Wagub Uu Ruzhanul mengimbau masyarakat agar memanfaatkan lompatan teknologi apapun untuk kegiatan positif dan bermanfaat, sehinggateknologi menjadi media pengembangan potensi diri yang menyuplai informasi dan ilmu bagi generasi muda.

"Pemuda sebagai penerus perjuangan, pemimpin di masa datang, maka harus punya kekuatan dan kemampuan ilmu, amal, dan iman," kata Uu.

"Kita sebaliknya jangan sampai menghadirkan turunan yang lemah, karena malah akan jadi beban negara," tambah Uu.

Menurutnya, dengan bantuan teknologi, termasuk media sosial, maka generasi muda dapat mempersiapkan kemampuan diri untuk bersaing di era disruptif, dengan demikian skill untuk memilah informasi harus benar-benar ditanamkan sejak dini.

Pemprov Jabar secara masif akan melaksanakan diseminasi bahaya berita hoaks dengan membidik kalangan pesantren di 27 kabupaten/ kota di Jabar.

Sementara itu Ketua Jabar Saber Hoaks Alfianto Yustinova menyampaikanProgram Kejar Tabbayun merupakan program pelatihan cek fakta mandiri bersama Tim JSH.

"Program ini untuk mengedukasi masyarakat agar semakin banyak masyarakat Jabarterliterasi digital dengan baik," kata Alfianto.

"Sehingga secara mandiri santri dapat mengidentifikasi suatu informasi yang beredar hoaks atau tidak," kata dia.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement