Pemecatan yang dipimpin Ketua DPR Kevin McCarthy, dipandang Demokrat sebagai balas dendam atas pemungutan suara mereka pada 2021.
Kala itu, DPR mencopot dua perwakilan Partai Republik Marjorie Taylor Greene dan Paul Gosar dari tugas komite mereka, setelah mengeluarkan pernyataan yang menghasut.
Gosar telah mengunggah video di media sosial, yang menunjukkan dia muncul untuk membunuh anggota DPR lainnya, Perwakilan Demokrat Alexandria Ocasio-Cortez.
McCarthy telah memberikan penugasan komite kepada Greene, Gosar, serta George Santos, perwakilan yang baru terpilih yang mengaku mengarang sebagian besar resumenya.
Santos untuk sementara menjauh dari penugasan tersebut, sambil bekerja untuk menjernihkan pertanyaan tentang etikanya.
Pemimpin Minoritas DPR Hakeem Jeffries, seorang Demokrat, mengatakan kepada wartawan sebelum pemungutan suara bahwa Demokrat mengutuk pernyataan "Benjamins" Omar.
"Telah ada pertanggungjawaban. Ilhan Omar telah meminta maaf. Dia mengindikasikan dia akan belajar dari kesalahannya dan membangun jembatan dengan komunitas Yahudi. Ini bukan tentang akuntabilitas. Ini tentang balas dendam politik," kata dia.
Sebelumnya, McCarthy juga menolak penugasan Demokrat Adam Schiff dan Eric Swalwell ke Komite Tetap Intelijen DPR. Keduanya memainkan peran utama dalam pemakzulan mantan Presiden dari Partai Republik Donald Trump.
Sumber: trtworld