Jumat 03 Feb 2023 14:21 WIB

Astronaut UEA Sultan Al-Neyadi akan Jalani Puasa Ramadhan Saat Berada di Orbit

Al-Neyadi mengatakan dia bisa berpuasa sesuai waktu GMT jika memungkinkan.

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Ani Nursalikah
Sultan AlNeyadi akan menjadi astronaut pertama dari negara Arab yang melakukan misi jangka panjang di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS). Astronaut UEA Sultan al-Neyadi akan Jalani Puasa Ramadhan Saat Berada di Orbit
Foto: nasa
Sultan AlNeyadi akan menjadi astronaut pertama dari negara Arab yang melakukan misi jangka panjang di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS). Astronaut UEA Sultan al-Neyadi akan Jalani Puasa Ramadhan Saat Berada di Orbit

REPUBLIKA.CO.ID, DUBAI -- Orang Uni Emirat Arab (UEA) kedua yang melakukan perjalanan ke luar angkasa, penggila seni bela diri Sultan al-Neyadi, akan melaksanakan puasa Ramadhan saat berada di orbit. Ia berjanji akan mengemas pakaian jiu-jitsunya untuk perjalanan tersebut.

Pria berusia 41 tahun dan dijuluki Sultan Luar Angkasa oleh almamaternya ini dijadwalkan meluncur ke Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) dengan roket SpaceX Falcon 9 pada 26 Februari.

Baca Juga

Selama enam bulan di orbit, rekor waktu untuk astronaut Arab manapun, al-Neyadi mengatakan dia sangat menantikan bulan suci Ramadhan. Namun, perjalanan luar angkasa dinilai menghadirkan tantangan unik.

"ISS melakukan perjalanan dengan cepat. Artinya, itu mengorbit mengelilingi Bumi dalam 90 menit. Rata-rata ada 16 matahari terbit dan terbenam setiap hari. Kapan kamu (mulai) berbuka puasa?" katanya kepada wartawan, dikutip di Al Arabiya, Jumat (3/2/2023).

 

Al-Neyadi mengatakan, dia bisa berpuasa sesuai waktu GMT, yang digunakan di ISS, jika keadaan memungkinkan. Seperti diketahui, puasa tidak wajib bagi kelompok orang tertentu, termasuk mereka yang sedang bepergian atau tidak sehat.

“Saya akan mempersiapkan bulan Ramadhan dengan niat berpuasa,” ujarnya.

Al-Neyadi akan menjadi orang kedua dari Uni Emirat Arab yang pergi ke luar angkasa, setelah misi delapan hari Hazzaa al-Mansoori pada 2019. Selama perjalanan ini, al-Neyadi akan mempelajari dampak gaya berat mikro pada tubuh manusia sebagai persiapan untuk misi masa depan ke Bulan dan Mars. Enam bulan mungkin terasa lama, tapi ia tidak merasa keberatan karena jadwalnya yang padat.

Perjalanan ini merupakan hal panjang baginya, yang mengabdi selama 20 tahun di militer UEA. Dia telah mempelajari teknik elektronik dan komunikasi di Inggris, kemudian menyelesaikan gelar PhD dalam teknologi pencegahan kebocoran data di Universitas Griffith Australia.

UEA adalah pendatang baru di dunia eksplorasi ruang angkasa, tetapi mereka dengan cepat membuat pergerakan. Negara ini telah mengirim pesawat ruang angkasa tak berawak ke Mars pada 2021, dalam misi antarplanet pertama dunia Arab, dan tahun lalu meluncurkan sebuah penjelajah ke Bulan.

Al-Neyadi mengatakan, dia senang dapat memulai misi ini dan akan membawa serta foto keluarga, mungkin ditambah beberapa mainan milik anak-anaknya. “Saya juga akan membawa seragam jiu-jitsu saya, karena kecintaan saya pada olahraga ini,” ujarnya.

Ketika ditanya apakah dia akan melakukan grappling dengan gravitasi rendah saat melayang di sekitar ISS, dia tertawa dan menyebut akan melihat kondisi nanti di lapangan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement