REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tokoh Nahdlatul Ulama (NU) Jawa Timur sekaligus Pengasuh Pondok Pesantren Zainul Hasan Genggong, KH Hasan Mutawakkil Alallah menilai, wajar jika baliho Erick Thohir banyak terpasang di Kota Surabaya dan sekitarnya. Karena, selain kader NU, Erick juga dipercaya sebagai Ketua Steering Committee (Panitia Pengarah) peringatan satu abad Nahdlatul Ulama (NU).
Hal ini disampaikan Kiai Mutawakkil lantaran adanya pihak yang mengomentari terpasangnya Erick Thohir di jalanan protokol Kota Surabaya. “Pak Erick itu kan Ketua Panitia Satu Abad NU, wajar jika balihonya dipasang,” ujar Kiai Mutawakkil saat dihubungi Republika, Kamis (2/2/2023).
Kiai Mutawakkil menuturkan, dalam kehidupan ini pasti ada yang pro dan kontra. Namun, menurut dia, seharusnya manusia itu selalu mendahulukan husnudzon (berbaik sangka) daripada suudzon (berburuk sangka).
Menurut dia, suudzon sendiri tidak boleh dilakukan terhadap sesama muslim, apalagi terhadap Erick Thohir yang merupakan kader NU. “Soal baliho itu seharusnya jangan mendahulukan suudzon, tapi husnudzon,” ucapnya.
Menurut Kiai Mutawakkil, seharusnya warga NU justru berterima kasih kepada Erick Thohir karena sudah mau mendukung dan mengurusi pelaksanaan Peringatan Harlah Satu Abad NU.
“Seharusnya memberikan dukungan dan berterimakasih kepada Pak Erick, apalagi beliau adalah warga NU. Karena beliau bukan orang nganggur juga sebenarnya,” kata ulama kelahiran Probolinggo 22 April 1959 ini.
Baliho Erick Thohir banyak terpasang di jalanan protokol Kota Surabaya, di antaranya di Jalan Ahmad Yani Surabaya. Baliho itu bertuliskan Erick Thohir sebagai Ketua Panitia Peringatan Harlah 1 Abad NU.
Dalam baliho itu, Erick tampak memakai surban berwarna hijau. Namun, baliho Erick Thohir tersebut justru dianggap memiliki muatan politik oleh beberapa pihak, khususnya menjelang Pilpres 2024.