Jumat 27 Jan 2023 16:39 WIB

Umat Islam di Tasikmalaya Kutuk Insiden Pembakaran Alquran di Swedia

Aksi ini dipicu dari kasus pembakaran Alquran di Swedia.

Rep: Bayu Adji/ Red: Muhammad Hafil
Massa melakukan aksi mengecam insiden pembakaran Alquran di Swedia, di Taman Kota Tasikmalaya, Jumat (27/1/2023).
Foto: Republika/Bayu Adji P
Massa melakukan aksi mengecam insiden pembakaran Alquran di Swedia, di Taman Kota Tasikmalaya, Jumat (27/1/2023).

REPUBLIKA.CO.ID,TASIKMALAYA -- Kelompok masyarakat yang tergabung dalam Aliansi Aktivis dan Masyarakat Muslim Tasikmalaya atau Almumtaz menggelar aksi di depan Taman Kota Tasikmalaya, Jumat (27/1/2023). Aksi itu dilakukan untuk mengutuk insiden pembakaran Alquran di Swedia.

Berdasarkan pantauan Republika.co.id, massa aksi mulai berkumpul pada sekitar pukul 13.30 WIB. Makin lama, peserta aksi yang berdatangan makin banyak. Para peserta aksi datang dengan berbagai aksesoris, seperti bendera, spanduk, dan poster, yang mengecam insiden pembakaran Alquran.

Baca Juga

Sekretaris Almumtaz, ustaz Abu Hazmi, mengatakan, aksi ini merupakan respon dari tindakan yang dilakukan Rasmus Paludan yang melakukan pembakaran Alquran di Swedia. "Kami sebagai muslim merespon tindakan yang keji itu. Soalnya Alquran merupakan kitab suci yang diagungkan," ujar dia.

Ia mengatakan, terdapat beberapa poin yang disampaikan massa aksi. Pertama, sikap yang disampaikan tak lain adalah mengecam insiden pembakaran Alquran tersebut. Kedua, massa menuntut pemerintah Swedia untuk menindak tegas pelaku. 

"Kami juga minta pemerintah Indonesia memutus hubungan diplomasi dengan Swedia," ujar ustaz Abu.

Ia juga mengajak sekuruh kaum muslimin untuk lebih perhatian terhadap agamanya sendiri. Ketika ada hal yang melecehkan Alquran, ia mengajak semua pihak untuk siap membela.

"Kami juga mengajak masyarakat untuk memboikot produk dari Swedia," kata dia.

Menurut ustaz Abu, aksi itu tak hanya dilakukan oleh masyarakat dari Tasikmalaya. Aksi juga dihadiri oleh masyarakat dari berbagai daerah lainnya.

Ia menyebut, terdapat sekitar 80 komunitas atau lembaga yang terlibat dalam aksi itu. "Sekitar 1.500 orang yang hadir dalam aksi," ujar dia.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement