Kamis 26 Jan 2023 13:21 WIB

Tak Hanya Kasus Swedia, Negara-Negara Arab Juga Kompak Kecam Perobekan Alquran di Belanda 

Kasus perobekan Alquran di Den Haag Belanda juga memicu reaksi keras dunia Islam

Pemimpin sayap kanan Belanda Edwin Wagensveld dari Patriotik Eropa Melawan Islamisasi (Pegida). Kasus perobekan Alquran di Den Haag Belanda oleh  Edwin Wagensveld juga memicu reaksi keras dunia Islam
Foto: Anadolu Agency
Pemimpin sayap kanan Belanda Edwin Wagensveld dari Patriotik Eropa Melawan Islamisasi (Pegida). Kasus perobekan Alquran di Den Haag Belanda oleh Edwin Wagensveld juga memicu reaksi keras dunia Islam

REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL— Negara-negara Arab mengutuk penistaan terhadap kitab suci umat Islam Alquran baru-baru ini di Den Haag, Belanda.

Mereka memperingatkan, serangan itu mencoba merusak tatanan sosial yang damai dan memicu pelanggaran disengaja terhadap salah satu agama besar dunia.

Baca Juga

Sebuah video yang beredar di media sosial pada Senin (23/1/2023) menunjukkan, Edwin Wagensveld, seorang politisi sayap kanan Belanda dan pemimpin kelompok Islamofobia Pegida, merobek sejumlah halaman Alquran di Den Haag.

Video tersebut kemudian memperlihatkan Wagensveld membakar sobekan halaman kitab suci itu di dalam panci.

Kementerian Luar Negeri Arab Saudi pada Selasa (24/1/2023) menyuarakan kecaman kerajaan terhadap insiden tersebut, dan menyebutnya sebagai langkah provokatif terhadap perasaan jutaan Muslim. 

Kementerian Luar Negeri Uni Emirat Arab (UAE) juga mengecam insiden tersebut dan menekankan perlunya menghormati simbol dan kesucian agama serta menahan diri dari hasutan dan polarisasi. 

"Insiden keji ini adalah tindakan hasutan dan provokasi serius terhadap perasaan lebih dari dua miliar Muslim di seluruh dunia dan peringatan terhadap kemungkinanterulangnya pelanggaran terhadap Alquran dengan dalih kebebasan berekspresi," kata Kementerian Luar Negeri Uni Emirat Arab dalam pernyataannya.

Kementerian Luar Negeri Mesir mengecam insiden itu sebagai tindakan terang-terangan yang melampaui batas kebebasan berekspresi dan melanggar kesucian umat Islam.

Mesir menekankan, negara-negara Eropa yang menyaksikan kebangkitan Islamofobia bertanggung jawab untuk mencegah provokasi semacam itu terulang lagi.

Kementerian Luar Negeri Yordania juga mengutuk insiden "ekstremis" yang bisa  memicu kebencian dan kekerasan, mengancam hidup berdampingan secara damai, dan mengacaukan keamanan dan stabilitas.

Yordania menyerukan penghormatan terhadap simbol-simbol agama dan diakhirinya kebencian.

Sementara itu, Kementerian Luar Negeri Palestina mengecam insiden itu sebagai serangan terang-terangan terhadap perasaan jutaan Muslim dan menyerukan tindakan internasional untuk menghentikan provokasi semacam itu dan menghukum pelakunya.

Kementerian Luar Negeri Oman menyatakan kecaman keras atas insiden tersebut dan menekankan perlunya upaya internasional bersama untuk mengkonsolidasikan nilai-nilai toleransi, koeksistensi, dan rasa hormat, dan untuk menghukum semua tindakan yang mempromosikan ideologi ekstremisme dan kebencian, dan menyinggung agama dan keyakinan. 

Dalam sebuah pernyataan, Sekretaris Jenderal Dewan Kerja Sama Teluk, Nayef Al-Hajraf, mengutuk insiden itu dan memperingatkan bahwa tindakan seperti itu akan mengobarkan dan memprovokasi perasaan umat Islam di seluruh dunia.

Sekretariat Jenderal Organisasi Kerja Sama Islam juga mengutuk keras insiden tersebut. Provokasi di DenHaag itu terjadi setelah insiden serupa akhir pekan lalu ketika Rasmus Paludan, seorang politisi ekstremis Swedia-Denmark, membakar kitab Alquran di dekat Kedutaan Besar Turki di Stockholm, Swedia. Peristiwa itu memicu kemarahan baik di Turki maupun di seluruh dunia.

 

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement